Semester I 2014, pendapatan Polychem melorot



JAKARTA. Di semester I-2014, PT Polychem Indonesia Tbk menaikkan harga produknya karena biaya energi yang mempengaruhi 35% biaya produksi perusahaan. Meski menaikkan harga, pendapatan Polychem mengalami penurunan dibanding semester I-2014 lalu. 

Polychem harus menaikan harga jualnya karena biaya energi untuk i3 dan i4 juga harus mengalami kenaikan pada Mei lalu. Sekedar informasi, bisnis Polychem masuk ke dalam dua kategori itu. "Biaya energi mempengaruhi 30-35% dari total biaya produksi kami. Sehingga kami harus menaikan harga produk kami. Kenaikannya bervariasi, tetapi tidak lebih dari 7-8%," kata Jusup Agus Sayono, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Polychem Indonesia pada KONTAN (7/8).

Dengan adanya kenaikan harga itu, bukan berarti pendapatan Polychem ikut naik. Pasalnya, pendapatan bersih perusahaan  turun 7,5% menjadi US$ 244,42 juta. "Karena beban energi penjualan ikut turun. Ditambah lagi pasar Indonesia lagi drop. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5%. Melambat jauh. Dampaknya bukan hanya di Polychem tetapi industri lainnya. Permintaan kami pun turun, " kata jusup.


Bahkan Polychem harus mengalami kerugian. Pada semester I-2013 Polychem bisa membukukan pendapatan US$ 916.806. Namun, di semester I ini perusahaan harus rugi US$ 11,79 juta. 

Di semester I-2014, produksi Polychem belum mampu mencapai 50% dari targetnya tahun ini yaitu sekitar 480.000 ton per tahun. Dengan rincian 40.000 ton per tahun. Diantaranya untuk produksi Chemical sekitar 25.000 ton per tahun dan sisanya untuk Polyster. "Di semester I-2014 lalu mungkin baru sekitar 200.000 ton per tahun. Selain permintaan turun, mesin-mesin kami harus menjalani perbaikan dan perawatan," kata Jusup. 

Tahun ini, Polychem akan melakukan perbaikan katalis. Pihaknya akan menjalankan rencana kerja itu di paruh kedua 2014. "Perbaikan kami lakukan di Bulan September. Sekarang ini kami sedang mengoptimalkan produksi karena kebetulan harga komoditas sedang tinggi. Jadi kami memanfaatkan hal itu," kata Jusup. 

Polychem sudah menganggarkan belanja modal sebesar US$ 6 juta untuk perbaikan katalis itu. Perbaikan katalis untuk pabrik Polychem di Merak. 

Jusup menjelaskan dengan perbaikan katalis itu maka ada penghematan dari sisi bahan baku. Apabila sekali produksi butuh bahan baku sekitar 650 kilo, dengan katalis yang baru bisa menjadi 600 kilo saja. 

Tidak lupa, Polychem akan mulai melakukan penghematan biaya produksi dengan antisipasi kenaikan biaya listrik. Misalnya saja mengganti lampu pabrik, menggunakan jenis lampu yang hemat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto