Semester I-2018, klaim asuransi umum menurun 4%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi umum menekan klaim bruto selama enam bulan pertama di tahun ini. Hasil ini sejalan dengan langkah pelaku industri asuransi umum dalam memitigasi risiko.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Juni 2018 memaparkan, beban klaim bruto industri asuransi umum Rp 12,3 triliun, menurun 3,9% dari periode sama di 2017 sebesar Rp 12,8 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe menjelaskan, penurunan klaim sudah terlihat sejak awal tahun 2018. Perusahaan asuransi umum rajin bersih-bersih underwriting. Langkah tersebut karena pelaku usaha lebih selektif dalam menerima risiko.


"Beberapa akun dengan tren rasio klaim besar cenderung dilepas," kata Dody. Melalui cara ini, bisnis asuransi umum jadi lebih terseleksi. Sehingga pelaku industri lebih memprioitaskan bisnis dengan rasio klaim lebih terjaga. Namun memang tidak semua akun dengan rasio klaim besar benar dilepas.

Ada pula yang tetap dipertahankan namun disesuaikan dengan premi, untuk mengimbangi risiko yang ditanggung. Penurunan klaim ini berbanding terbalik pertumbuhan premi asuransi umum di semester I tahun ini. Premi bruto asuransi umum meningkat 13,1% menjadi Rp 29,3 triliun hingga Juni 2018.

PT Asuransi Sinar Mas (ASM) mengakui, klaim bruto di semester I Rp 617 miliar. Bila dibandingkan dengan periode sama di tahun kemarin Rp 685,2 miliar, klaim ASM menurun sekitar 10%.

Menurut Direktur ASM Dumasi MM Samosir, ada sejumlah hal yang dilakukan sehingga berpengaruh terhadap besaran klaim perusahaan ini. "Tentunya kami meningkatkan selektivitas dalam menyerap risiko," kata dia.

Dumasi mengakui, ada sejumlah lini bisnis yang dalam beberapa waktu belakang menunjukan peningkatan rasio klaim cukup besar. Karena itu, ASM memilih makin selektif dalam menerima potensi bisnis dari sejumlah lini bisnis tersebut.

Salah satunya dari lini bisnis marine hull. Dumasi mengakui premi yang didapat dari lini bisnis ini merosot dalam. Hingga semester I tahun ini 46% secara tahunan. Selektivitas yang makin ketat juga diakuinya berdampak pada pertumbuhan total premi ASM mencapai 5% di 2018. Sampai Juni 2018, ASM mengantongi premi Rp 3,7 triliun.

Meski pertumbuhan premi jadi tertekan, namun ia menilai pihaknya mendapat dampak positif dengan portofolio bisnis lebih sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie