Semester I-2019, bisnis remitansi bank BUMN tumbuh cemerlang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis remitansi atau layanan pengiriman uang antar negara sejumlah bank sepanjang paruh pertama tahun ini masih tumbuh subur. Volume transaksi bisnis masih sejalan dengan target yang dipatok masing-masing bank sampai penghujung 2019.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya berhasilnya mencatatkan volume transaksi remitansi sepanjang semester I-2019 tumbuh 19,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan itu masih sejalan dengan target BNI hingga akhir tahun. Negara penyumbang transaksi remitansi BNI adalah pekerja migran Indonesia di Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan Arab Saudi.

Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, pendapatan komisi atau fee based income dari transaksi remitansi selama enam bulan pertama tersebut tumbuh 9% secara year on year (yoy). Sementara tahun ini, BNI menargetkan komisi dari remitansi dan keuntungan forex bisa tumbuh 17%.


Guna terus mendorong transaksi remitansi, BNI akan memperluas kerjasama remitansi dengan merangkul bank dan perusahaan remittance di negara kantong penempatan pekerja migran Indonesia. "Kemudian bekerjasama dengan instansi pemerintah di dalam dan luar negeri untuk melakukan literasi dan sosialisasi ke komunitas bisnis, PMI dan keluarga PMI," kata Rico pada Kontan.co.id, Senin (22/7).

Tak ketinggalan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil mencatatkan transaksi incoming remittance sepanjang paruh pertama 2019 sebanyak 3,8 juta transaksi atau tumbuh 14,5% (yoy) dengan volume mencapai Rp 258 triliun.

Adapun pendapatan komisi yang diraih BRI dari income remitansi di periode itu tumbuh 20% secara yoy. Sedangkan target BRI tahun ini hanya membidik pertumbuhan fee based dari bisnis sebesar 17% yoy. "Secara keseluruhan realisasi pertumbuhan bisnis remitansi BRI semester I di atas Target yang telah ditetapkan," kata Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tri Baroto.

Negara yang menjadi penyumbang bisnis incoming remitansi BRI adalah Malaysia, Arab Saudi, Timur Tengah, Taiwan, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan. Guna mendorong bisnis ini, BRI akan melakukan strategi di antaranya inovasi teknologi, fee yang kompetitif, dan penambahan kerjasama dengan counterpart remittance baru.

Dengan kondisi tersebut dan melihat potensi bisnis ke depan yang masih sangat baik, BRI optimistis bisa melampaui target pertumbuhan bisnis remitansi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) hanya mampu mencatatkan pertumbuhan frekuensi transaksi remitansi retail satu digit yakni hanya 5% yoy. Begitupun pendapatan komisi dari bisnis ini hanya tumbuh 5%.

Meskipun begitu, Senior Vice President Bank Mandiri Muhamad Gumilang optimistis target bisnis remitansi yang ditetapkan tahun ini bisa tercapai. Fee based income remitansi diharapkan tumbuh hingga 10% hingga akhir tahun.

Negara penyumbang terbesar dari sisi incoming remitansi Bank Mandiri adalah Malaysia, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, dan Hong Kon. Sedangkan outgoing remittance adalah Singapura, Cina, Amerika Serikat, dan Hong Kong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi