Semester I-2019, penjualan Ramayana tumbuh 1,6%



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) membukukan pendapatan sebesar Rp 3,48 triliun sepanjang semester I tahun 2019. Adapun nilai ini turun tipis 0,28% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,49 triliun.

Berdasar laporan keuangan yang dirilis RALS, sebagian besar pendapatan masih berasal dari penjualan barang beli putus Rp 2,86 triliun turun 1,7% yoy. Sementara sisanya, pendapatan berasal dari komisi penjualan konsinyasi yang justru bertumbuh pertumbuhan 7,2% yoy menjadi Rp 627,14 miliar.

Baca Juga: Cinema XXI bakal ada di 26 gerai Ramayana


Dalam pemaparan RALS, Selasa (20/8), dijelaskan penerimaan kas dari penjualan sepanjang semester I 2019 sudah mencapai Rp 5,26 triliun. Angka ini hanya tumbuh 1,6% yoy dari sebelumnya Rp 5,18 triliun.

Penerimaan kas dari penjualan bertumbuh tipis salah satunya disebabkan penurunan pendapatan sektor supermarket hingga 3,5%. Padahal, untuk pendapatan departemen store, RALS mencatatkan pertumbuhan hingga 2,7%.

Melihat pasar yang kurang baik, RALS sejak tahun 2016 mulai menutup dan melakukan pengecilan 18 gerai supermarket. Semula gerai yang seluas 180 ribu meter persegi menjadi 95 ribu meter persegi saja. Upaya ini dilakukan agar laba perusahaan tidak semakin tertekan.

"Jadi pertumbuhan kita dari fesyen itu 2,7% masih lebih baik dari rata-rata pertumbuhan perusahaan lainnya," kata Sekertaris Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Setyadi Surya dalam konferensi pers yang digelar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/8).

Baca Juga: Sektor ritel tertekan, simak rekomendasi saham pilihan berikut

Adapun sepanjang tahun 2019 ini, perusahaan mencatatkan laba kotor sebesar Rp 1,56 triliun dari sebelumnya Rp 1,55 triliun atau naik 1% yoy. Kenaikan laba kotor turut mengerek laba usaha 11 %. yoy. Laba usaha tahun sebelumnya sebesar Rp 571,5 miliar menjadi Rp 622,8 miliar.

Kenaikan laba usaha ini tidak terlepas dari beban operasional yang ditekan hingga 2,2% menjadi Rp 971,5 miliar dari sebelumnya Rp 993,4 miliar.

Dalam pemaparan, RALS akan tetap melakukan efisiensi untuk mengantisipasi kenaikan tarif dan biaya. Setyadi menyebutkan, efisisensi bisa dilakukan dengan mengurangi beban operasional seperti struktur tenaga kerja perusahaan dan penghematan listrik. Walaupun diakuinya, hal ini tidak akan banyak mengurangi beban perusahaan. 

"Penurunan biaya akan berdampak kepada operasionalnya," katanya.  Diterangkan pula dalam pemaparan, RALS juga akan menyediakan produk-produk fast fashion yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini