Semester I 2022, Ekspor Kendaraan yang Dilayani IPCC Meningkat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Data dari IPCC Terminal Kendaraan di Tanjung Priok, pelabuhan utama ekspor dan impor mobil di Indonesia, menunjukkan laju peningkatan ekspor mobil yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Mengutip siaran pers yang diterima Kontan.co.id Jumat (26/8), pada periode semester pertama 2022 tercatat lebih dari 142.155 mobil CBU dari berbagai merek dan model yang diekspor ke berbagai negara melalui dermaga IPCC Terminal Kendaraan Tanjung Priok. 

Direktur Utama IPCC Terminal Kendaraan, Rio T.N. Lasse menuturkan, angka ekspor sepanjang semester I-2022 ini telah melampaui angka ekspor di periode yang sama di tahun 2019, sebelum pandemi. Kondisi ini menunjukkan bahwa industri otomotif Indonesia sudah back on the right track. 


"Meski ekspor mobil (CBU) dari tempat kami sempat turun di periode semester I-2020 karena imbas pembatasan kegiatan usaha di sejumlah industri, terutama industri otomotif akibat hantaman Covid-19. Saat itu hanya terekspor 105.082 CBU. Namun, dalam perkembangan selanjutnya telah naik signifikan di periode yang sama di tahun 2021 dan 2022," ungkap Rio, dalam keterangannya. 

Baca Juga: Pamerkan Keberhasilan & Prestasi, Ini Isi Pidato Kenegaraan Jokowi Selasa (16/8)

Merek Toyota masih mendominasi angka tertinggi ekspor mobil asal Indonesia pada semester pertama tahun ini. Kemudian Diikuti Suzuki, Mitsubishi, Hyundai, Isuzu, Honda, Daihatsu, Nissan, Mazda, VW dan Geely. 

Sedang pada tahun lalu, urutan ekspor mobil asal pabrikan Indonesia terbesar adalah Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Daihatsu, Honda, Isuzu, Hyundai, KIA, dan berbagai merk lainnya. 

IPCC Terminal Kendaraan mencatat, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berhasil mengekspor mengekspor 81.706 mobil CBU ke berbagai negara lewat terminal kendaraan IPCC pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sementara PT Suzuki Indomobil Motor yang memproduksi mobil merek Suzuki di Indonesia mengekspor sekitar 23.762 mobil berbagai model ke berbagai negara. Dan PT Krama Yudha Tiga Berlian, produsen mobil Mitsubishi, mengekspor 18.559 mobil CBU ke berbagai negara. 

Baca Juga: Pamerkan Keberhasilan & Prestasi, Ini Isi Pidato Kenegaraan Jokowi Selasa (16/8)

Lonjakan ekspor juga terjadi pada mobil merek Hyundai dari PT Hyundai Motor Indonesia yang naik sangat signifikan dibandingkan tahun lalu. Merek mobil terkenal dari Korea Selatan itu, pada semester pertama 2021 lalu mengekspor hanya 214 mobil CBU, namun pada semester pertama 2022 ini melonjak naik dengan mengekspor sebanyak 11.385 mobil ke berbagai negara. 

"Dengan fasilitas dan pelayanan yang terus membaik. Termasuk jaringan ke berbagai terminal satelit IPCC. Kami harapkan, jumlah kendaraan yang diekspor akan terus meningkat hingga akhir tahun nanti. Semua lewat terminal IPCC sebagai satu-satunya pelabuhan bongkar-muat kendaraan dan alat berat di Jakarta. Saat ini sentra manufaktur mobil masih di Jabodetabek dan sekitarnya, sehingga ekspor lewat terminal IPCC sangat efisien," tambah Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPCC Terminal Kendaraan, Agus Hendrianto. 

Menurut Agus, negara-negara di Timur Tengah, Amerika Tengah, dan Asia Tenggara masih mendominasi tujuan ekspor mobil asal Indonesia. 

Baca Juga: Pulang dari Jepang, Sederet Oleh-Oleh Janji Ekonomi Dibawa Jokowi

Sementara itu, data jumlah impor mobil melalui terminal IPCC Tanjung Priok jumlahnya lebih sedikit dibanding jumlah ekspor. Impor mobil CBU selama semester pertama 2022 melalui terminal IPCC Tanjung Priok sekitar 24.678 unit, naik sekitar 5% dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 23.495 unit.

Urutan merek mobil paling banyak diimpor pada semester pertama 2022 yakni Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Mazda, Hyundai, Honda, Isuzu, Nissan, Peugeot, BMW, KIA, Mercedes, Ford, Porche, Subaru, VW, Audi, Renault, Chery, dan Volvo. Sedang merek mobil yang paling banyak diimpor pada semester pertama 2021 yakni Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Hyundai, Mazda, KIA, Nissan, Daihatsu, Isuzu, Honda, Mercedes, Ford, Porsche, Subaru, VW, AUDI, Renault, Chery, Volvo dan merk lainnya.

"Dari data ekspor-impor terlihat angka ekspor lebih tinggi daripada angka impor. Artinya ekspor mobil asal Indonesia kini telah menjadi sumber pemasukan devisa negara," tutup Agus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli