JAKARTA. Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus memburuk sebagai dampak pelarangan ekspor mineral mentah oleh pemerintah sejak 12 Januari 2014 lalu. Berdasarkan laporan keuangan Antam per 30 Juni 2014 yang baru dirilis Jumat (29/8), produsen beragam mineral berkode saham ANTM ini membukukan rugi bersih senilai Rp 638,68 miliar. Padahal, pada periode sama tahun lalu, Antam masih mencetak laba bersih Rp 373,57 miliar. Tato Miraza, Direktur Utama Antam mengatakan, harga komoditas yang dijual perusahaan di kuartal II tahun ini sebenarnya sudah mulai naik. Namun, hal itu tidak dapat menolong kinerja keuangan di paruh pertama 2014 lantaran Antam tidak bisa mengekspor bijih nikel dan bauksit.
Semester I, Antam menderita rugi Rp 638 miliar
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus memburuk sebagai dampak pelarangan ekspor mineral mentah oleh pemerintah sejak 12 Januari 2014 lalu. Berdasarkan laporan keuangan Antam per 30 Juni 2014 yang baru dirilis Jumat (29/8), produsen beragam mineral berkode saham ANTM ini membukukan rugi bersih senilai Rp 638,68 miliar. Padahal, pada periode sama tahun lalu, Antam masih mencetak laba bersih Rp 373,57 miliar. Tato Miraza, Direktur Utama Antam mengatakan, harga komoditas yang dijual perusahaan di kuartal II tahun ini sebenarnya sudah mulai naik. Namun, hal itu tidak dapat menolong kinerja keuangan di paruh pertama 2014 lantaran Antam tidak bisa mengekspor bijih nikel dan bauksit.