JAKARTA. Bank ICB Bumiputera rupanya belum berhasil mengatasi problem kinerja keuangannya. Setelah menderita kerugian sejak akhir tahun lalu, Bank ICB Bumiputera kembali mengalami kerugian sebesar Rp 19,84 miliar di akhir semester I 2014. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, Bank ICB Bumiputera mengalami peningkatan besaran kerugian sebesar 1.966,66% secara year on year (YoY) mengingat kerugian yang dialami di bulan Juni 2013 hanya mencapai Rp 960 juta. Di akhir tahun 2013, Bank ICB Bumiputera merugi Rp 81,74 miliar. Kemudian di akhir kuartal I tahun ini, Bank ICB Bumiputera masih merugi sebesar Rp 14,60 miliar. Tren kerugian ini untungnya masih diikuti pertumbuhan kredit meskipun walaupun tak terlalu tinggi. Kredit yang disalurkan Bank ICB Bumiputera meningkat dari Rp 5,26 triliun per Juni 2013 menjadi Rp 5,83 triliun per Juni 2014 atau tumbuh 10,83% secara YoY. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank ICB Bumiputera meningkat dari 5,95 triliun per Juni 2013 menjadi Rp 6,39 triliun per Juni 2014 atau tumbuh 7,39% secara YoY.
Semester I, Bank ICB Bumiputera merugi 1.966%
JAKARTA. Bank ICB Bumiputera rupanya belum berhasil mengatasi problem kinerja keuangannya. Setelah menderita kerugian sejak akhir tahun lalu, Bank ICB Bumiputera kembali mengalami kerugian sebesar Rp 19,84 miliar di akhir semester I 2014. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, Bank ICB Bumiputera mengalami peningkatan besaran kerugian sebesar 1.966,66% secara year on year (YoY) mengingat kerugian yang dialami di bulan Juni 2013 hanya mencapai Rp 960 juta. Di akhir tahun 2013, Bank ICB Bumiputera merugi Rp 81,74 miliar. Kemudian di akhir kuartal I tahun ini, Bank ICB Bumiputera masih merugi sebesar Rp 14,60 miliar. Tren kerugian ini untungnya masih diikuti pertumbuhan kredit meskipun walaupun tak terlalu tinggi. Kredit yang disalurkan Bank ICB Bumiputera meningkat dari Rp 5,26 triliun per Juni 2013 menjadi Rp 5,83 triliun per Juni 2014 atau tumbuh 10,83% secara YoY. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank ICB Bumiputera meningkat dari 5,95 triliun per Juni 2013 menjadi Rp 6,39 triliun per Juni 2014 atau tumbuh 7,39% secara YoY.