Semester I, BNI hapus buku kredit Rp 3,4 triliun



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat sepanjang semester I-2017, telah melakukan hapus buku kredit sebesar Rp 3,4 triiun. Angka ini naik hampir dua kali lipat dari periode yang sama 2016 sebesar Rp 1,9 triliun.

Hapus buku atau write off ini merupakan langkah bank menghapus kredit macet dari buku. Namun, penagihan tetap dilakukan pada debitur. 

Dengan langkah ini, rasio recovery terhadap hapus kredit meningkat menjadi 31,6% sampai Juni 2017. Jika dilihat lebih rinci, sektor korporasi merupakan penyumbang terbesar dari kredit yang dihapus buku ini yaitu sebesar 38,6%.

Disusul kemudian adalah kredit menengah sebesar 24,9% dan konsumer 22,8%. Untuk jumlah debitur yang dilakukan hapus buku terbesar adalah di sektor transportasi, kedua pergudangan dan komunikasi.

Seiring dengan hapus buku ini rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BNI juga turun 2,8% dari periode sama 2016 sebesar 3%.

“Pencadangan kami pada semester I-2017 tercatat 147,2% atau naik tipis dari periode sama 2016 sebesar 142,8%,” ujar Anggoro Eko Cahyo, Direktur Bisnis Konsumer BNI dalam paparan kinerja, Rabu (12/7).

Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan & Risiko Kredit BNI mengakui langkah hapus buku ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia