Semester I GMF Kantongi Pendapatan US$ 63 Juta



JAKARTA. Sepanjang semester pertama tahun ini, PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) mengantongi pendapatan US$ 63 juta; atau 35% dari target tahun ini yang dipatok sebesar US$ 180 juta."Kinerja semester I ini memang masih dibawah target. Bahkan, dari target semesteran US$ 90 juta, pendapatan kami masih 30% dibawah itu," kata Direktur Utama GMF Richard Budihadianto kepada KONTAN Online, Selasa (3/8)Menurut Richard, rendahnya pendapatan GMF masih akibat imbas lesunya bisnis industri penerbangan tahun lalu."Sejak akhir tahun lalu, sampai kuartal I kemarin masih banyak pelanggan kami yang membatalkan pengiriman pesawatnya untuk dirawat. Sehingga pencatatan pendapatannya sedikit. Namun, Kuartal II mereka sudah mulai kirim lagi ke GMF," katanya.Beberapa maskapai pelanggan servis perawatan pesawat GMF yang sudah aktif mengirimkan pesawatnya adalah Southern Air, Pukhet Air, dan Orient Thai. "Meskipun pendapatan masih rendah, namun per Juni kemarin kami sudah profit Rp 1 miliar. Semoga meningkat terus sampai akhir tahun," imbuh Richard. Atas dasar itulah manajemen GMF belum berpikiran untuk menurunkan target pendapatan 2010 sebesar US$ 180 juta.Untuk memastikan target pendapatan itu tercapai, salah satu upaya yang dilakukan GMF adalah menjajaki terus kemungkinan untuk menambah pelanggan seperti PT Indonesia AirAsia dan sejumlah maskapai asal Korea Selatan dan India seperti Asiana Airlines, Jeju Air, Eastar Jet, Air India dan Jet Airways.Cara lainnya, yaitu dengan berusaha beroperasi secara efisien dan meningkatkan produktivitas. Misalnya, untuk suku cadang di payakan kerjasama dengan suplier komponen dengan sistem konsinyasi. Artinya, baru dibayar ketika nanti dipakai. "Sehingga meskipun pendapatan tidak tercapai, tapi keuntungannya tercapai," pungkasnya.GMF menargetkan pendapatannya meningkat 12,5% dari US$ 160 juta pada 2009 menjadi US$ 180 juta tahun ini. Sementara pendapatan 2008 mencapai US$ 165 juta. Pada kuartal I kemarin pendapatan GMF baru menyentuh 16,7% dari target atau US$ 30 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: