JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) boleh bernapas lega. Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit perbankan akibat pelemahan perekonomian nasional, Bank Jatim masih mampu mencetak pertumbuhan positif. Tengok saja, penyaluran kredit Bank Jatim tembus mencapai Rp 28,5 triliun sampai semester pertama tahun ini atau meningkat sekitar 14% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Perlambatan pertumbuhan kredit berdampak pada sektor produktif, terutama kredit investasi dan modal kerja. Namun, per Juni 2015, kredit Bank Jatim diprediksi tumbuh 14% dari target sepanjang tahun di kisaran 18% - 20%," ujar Ferdian Timur Satyagraha, Head of Investor Relation Bank Jatim, Kamis (9/7). Kinerja kinclong ini, lanjut dia, lantaran perkembangan lini bisnis kredit sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), seperti linkage program, kredit pundi kencana dan kredit skim lainnya. "Dukungan oleh sektor UMKM ini yang menopang pencapaian di semester pertama," imbuh Ferdian. Karenanya, untuk meningkatkan ekspansi kredit di paruh kedua ini, strategi Bank Jatim akan fokus pada sektor UMKM, terutama melalui linkage program lewat bank-bank perkreditan rakyat di basis wilayahnya. "Dan, tetap ditopang oleh kredit multiguna," terang dia. Sekadar informasi, kredit multiguna Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih mendominasi bisnis Bank Jatim. Selama ini, perseroan mengakomodir kebutuhan dana PNS yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti biaya pendidikan, pembelian aset dan lainnya. Optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat kondisi perekonomian nasional berpotensi untuk membaik. Selain itu, perseroan berniat menambah panjang daftar layanan unit mikro dari sebanyak 60 saat ini menjadi 100 unit hingga akhir tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Semester I, kredit Bank Jatim tumbuh 14%
JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) boleh bernapas lega. Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit perbankan akibat pelemahan perekonomian nasional, Bank Jatim masih mampu mencetak pertumbuhan positif. Tengok saja, penyaluran kredit Bank Jatim tembus mencapai Rp 28,5 triliun sampai semester pertama tahun ini atau meningkat sekitar 14% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Perlambatan pertumbuhan kredit berdampak pada sektor produktif, terutama kredit investasi dan modal kerja. Namun, per Juni 2015, kredit Bank Jatim diprediksi tumbuh 14% dari target sepanjang tahun di kisaran 18% - 20%," ujar Ferdian Timur Satyagraha, Head of Investor Relation Bank Jatim, Kamis (9/7). Kinerja kinclong ini, lanjut dia, lantaran perkembangan lini bisnis kredit sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), seperti linkage program, kredit pundi kencana dan kredit skim lainnya. "Dukungan oleh sektor UMKM ini yang menopang pencapaian di semester pertama," imbuh Ferdian. Karenanya, untuk meningkatkan ekspansi kredit di paruh kedua ini, strategi Bank Jatim akan fokus pada sektor UMKM, terutama melalui linkage program lewat bank-bank perkreditan rakyat di basis wilayahnya. "Dan, tetap ditopang oleh kredit multiguna," terang dia. Sekadar informasi, kredit multiguna Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih mendominasi bisnis Bank Jatim. Selama ini, perseroan mengakomodir kebutuhan dana PNS yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti biaya pendidikan, pembelian aset dan lainnya. Optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat kondisi perekonomian nasional berpotensi untuk membaik. Selain itu, perseroan berniat menambah panjang daftar layanan unit mikro dari sebanyak 60 saat ini menjadi 100 unit hingga akhir tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News