JAKARTA. Kinerja PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) meningkat di semester pertama tahun ini. Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 63% menjadi Rp 585,1 miliar hingga akhir Juni 2011, dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 358,9 miliar. Kenaikan laba bersih perseroan ditopang bertumbuhnya penyaluran kredit. Hingga semester pertama tahun ini, penyaluran kredit BTPN mencapai Rp 26,7 triliun, atau tumbuh 33% dari semester satu tahun lalu sejumlah Rp 20,1 triliun. Pertumbuhan kredit diimbangi kenaikan penghimpunan dana. Di akhir Juni 2011, penghimpunan dana meningkat 32% mencapai Rp 29,5 triliun, dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 22,3 triliun. Total aset BTPN pun mencapai Rp 40 triliun, meningkat 43% dari Juni 2010.Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterbukaan informasi menyebut, pertumbuhan kredit terjadi karena perusahaan konsisten membidik bisnis dan program pemberdayaan untuk mass market. BTPN telah mengembangkan program pemberdayaan berkelanjutan untuk nasabah purnabakti, juga nasabah pelaku usaha mikro dan kecil (UMK). Sampai saat ini, kedua program pemberdayaan itu telah menjangkau lebih dari 800.000 pensiunan dan pelaku UMK.Jerry bilang, pertumbuhan kredit yang tinggi berimbas pada naiknya laba bersih perseroan. Sementara, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net BTPN cukup rendah, yaitu di 0,47%. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 21,1% per akhir Juni 2011."BTPN akan terus melakukan pemberdayaan mass market, sekaligus menjaga pertumbuhan dan kualitas bisnis, kecukupan modal, serta efisiensi yang tepat dan terintegrasi," ujar Jerry.
Semester I, laba bersih BTPN tumbuh 63% menjadi Rp 585,1 miliar
JAKARTA. Kinerja PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) meningkat di semester pertama tahun ini. Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 63% menjadi Rp 585,1 miliar hingga akhir Juni 2011, dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 358,9 miliar. Kenaikan laba bersih perseroan ditopang bertumbuhnya penyaluran kredit. Hingga semester pertama tahun ini, penyaluran kredit BTPN mencapai Rp 26,7 triliun, atau tumbuh 33% dari semester satu tahun lalu sejumlah Rp 20,1 triliun. Pertumbuhan kredit diimbangi kenaikan penghimpunan dana. Di akhir Juni 2011, penghimpunan dana meningkat 32% mencapai Rp 29,5 triliun, dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 22,3 triliun. Total aset BTPN pun mencapai Rp 40 triliun, meningkat 43% dari Juni 2010.Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterbukaan informasi menyebut, pertumbuhan kredit terjadi karena perusahaan konsisten membidik bisnis dan program pemberdayaan untuk mass market. BTPN telah mengembangkan program pemberdayaan berkelanjutan untuk nasabah purnabakti, juga nasabah pelaku usaha mikro dan kecil (UMK). Sampai saat ini, kedua program pemberdayaan itu telah menjangkau lebih dari 800.000 pensiunan dan pelaku UMK.Jerry bilang, pertumbuhan kredit yang tinggi berimbas pada naiknya laba bersih perseroan. Sementara, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net BTPN cukup rendah, yaitu di 0,47%. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 21,1% per akhir Juni 2011."BTPN akan terus melakukan pemberdayaan mass market, sekaligus menjaga pertumbuhan dan kualitas bisnis, kecukupan modal, serta efisiensi yang tepat dan terintegrasi," ujar Jerry.