JAKARTA. Pangsa pasar elektronik nasional mengalami peningkatan sebesar 16%. Hal ini didorong oleh pertumbuhan penjualan elektronik diluar pulau Jawa. Sekretaris Jenderal Electronic Marketer Club (EMC) Handojo Soetanto mengatakan sepanjang Januari-Juni pasar elektronik mengalami peningkatan penjualan menjadi 6,3 juta unit. "Ada kenaikan sebesar 16% dari 5,3 juta unit pada periode yang sama tahun lalu," katanya. Kendati mengalami kenaikan tipis, omzet penjualan malah meningkat sangat tajam. Menurut Handojo, semester I 2008 EMC mencatat omzet sebesar Rp 8,8 triliun alias meningkat 24% dari Rp 7,1 triliun. Handojo bilang lonjakan omzet dan penjualan unit ini didorong oleh meningkatnya penjualan elektronik diluar pulau Jawa. Menurutnya, penjualan pulau Jawa memberikan kontribusi 60%. Sementara sisanya berada di Jawa. Penjualan ini lebih ditopang oleh meningkatnya daya beli masyarakat di pulau Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. "Peningkatan ini karena harga jual komoditas naik seperti crude palm oil, kakao, karet, dan kopi," tandasnya. Barang yang melesat cukup tinggi adalah VCD, DVD, kulkas, AC, masin cuci, pompa air, yakni sebesar 16% menjadi 6,28 juta unit. Sementara penjualan produk audio seperti radio, home theatre mengalami minus sebesar 3% menjadi 312.900 unit dari 322.506 unit. Handojo mengatakan jika inflasi masih membayangi Indonesia, maka diperkirakan penjualan di semester ke II mengalami penurunan. Namun, ia belum berani mengatakan apakah targetnya tahun ini akan tercapai, yakni tumbuh 20% atau Rp 18 triliun. "Saya belum bisa memprediksi," tegasnya. Iffan Suryanto, General Manager Sales Marketing PT Sharp Electronics Indonesia mengatakan penjualannya mengalami kenaikan sebesar 39% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sayangnya, ia enggan mengatakan berapa jumlah unit yang terjual. Sementara untuk semester ke II ia mengatakan cenderung stabil karena tertolong beberapa hari raya besar. Namun, jika kondisi ekonomi Indonesia tidak juga membaik maka penjualannya akan terkoreksi. "Mungkin sekitar 10%," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Semester I Pasar Elektronik Naik
JAKARTA. Pangsa pasar elektronik nasional mengalami peningkatan sebesar 16%. Hal ini didorong oleh pertumbuhan penjualan elektronik diluar pulau Jawa. Sekretaris Jenderal Electronic Marketer Club (EMC) Handojo Soetanto mengatakan sepanjang Januari-Juni pasar elektronik mengalami peningkatan penjualan menjadi 6,3 juta unit. "Ada kenaikan sebesar 16% dari 5,3 juta unit pada periode yang sama tahun lalu," katanya. Kendati mengalami kenaikan tipis, omzet penjualan malah meningkat sangat tajam. Menurut Handojo, semester I 2008 EMC mencatat omzet sebesar Rp 8,8 triliun alias meningkat 24% dari Rp 7,1 triliun. Handojo bilang lonjakan omzet dan penjualan unit ini didorong oleh meningkatnya penjualan elektronik diluar pulau Jawa. Menurutnya, penjualan pulau Jawa memberikan kontribusi 60%. Sementara sisanya berada di Jawa. Penjualan ini lebih ditopang oleh meningkatnya daya beli masyarakat di pulau Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. "Peningkatan ini karena harga jual komoditas naik seperti crude palm oil, kakao, karet, dan kopi," tandasnya. Barang yang melesat cukup tinggi adalah VCD, DVD, kulkas, AC, masin cuci, pompa air, yakni sebesar 16% menjadi 6,28 juta unit. Sementara penjualan produk audio seperti radio, home theatre mengalami minus sebesar 3% menjadi 312.900 unit dari 322.506 unit. Handojo mengatakan jika inflasi masih membayangi Indonesia, maka diperkirakan penjualan di semester ke II mengalami penurunan. Namun, ia belum berani mengatakan apakah targetnya tahun ini akan tercapai, yakni tumbuh 20% atau Rp 18 triliun. "Saya belum bisa memprediksi," tegasnya. Iffan Suryanto, General Manager Sales Marketing PT Sharp Electronics Indonesia mengatakan penjualannya mengalami kenaikan sebesar 39% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sayangnya, ia enggan mengatakan berapa jumlah unit yang terjual. Sementara untuk semester ke II ia mengatakan cenderung stabil karena tertolong beberapa hari raya besar. Namun, jika kondisi ekonomi Indonesia tidak juga membaik maka penjualannya akan terkoreksi. "Mungkin sekitar 10%," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News