JAKARTA. Sampai akhir semester I-2012, PT Pagilaran berhasil memproduksi teh sebanyak 4.524 ton. Jumlah itu mencapai 58% dari target produksi tahun ini sebesar 7.800 ton. Untuk semester II tahun ini, produksi teh diperkirakan tidak akan terlalu tinggi. Rachmad Gunadi, Direktur Utama Pagilaran yakin tahun ini produksi teh akan lebih baik dibanding tahun lalu. "Tahun lalu produksi tidak maksimal karena kena siklus kering lima tahunan," katanya. Sedangkan tahun ini, dengan curah hujan yang cukup tinggi di awal tahun membuat produksi meningkat. Tahun lalu perusahaan ini hanya berhasil memproduksi daun teh sebanyak 6.000 ton atau 76% dari target. Sedangkan tahun ini, target produksi dinaikkan 30% menjadi 7.800 ton. Pagilaran memproduksi teh jenis teh hitam ortodok.
Target produksi teh tahun ini tidak terlalu tinggi. Sebab, menurut Rachmad, produksi teh di semester II tidak akan terlalu maksimal karena musim kemarau menyebabkan produksi turun. "Pada semester II produksi teh trennya menurun," ujarnya. Walau begitu, dia menambahkan, penurunan produksi tidak akan terlalu tajam karena 90% lahan perkebunan teh milik Pagilaran berada di atas lahan 1.000 meter diatas permukaan air laut (dpl). Selain memiliki lahan perkebunan teh sendiri, Pagilaran juga bekerjasama dengan petani plasma. Menurut Rachmad jumlah produksi petani plasma hampir sama dengan produksi teh kebun sendiri. Dari total produksi teh perusahaan, sebanyak 80% dipasarkan ke luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS) sekitar 54%, lalu ke Eropa dan Timur Tengah. Untuk terus menggenjot produksi, perusahaan ini berupaya melakukan intensifikasi lahan sekitar 2,5%-5% dari total lahan yang mencapai 1.113 ha. Selain itu, tahun ini Pagilaran juga berencana melakukan penanaman kembali atau replanting tanaman teh hingga 30 ha. Selain teh, Pagilaran memproduksi kakao, kopi, kelapa, cengkeh, dan kina. Selain Pagilaran, salah satu perusahaan pelat merah yang juga berhasil menggenjot produksi teh adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Hingga semester I-2012 perusahaan ini berhasil memproduksi 20.569 ton teh dari target tahun ini 25.440 ton. Dari jumlah produksi tersebut, sebanyak 9.709 ton dihasilkan pada kuartal II-2012, sementara 10.860 ton pada kuartal I-2012. Dari seluruh produksi teh PTPN VIII, sebanyak 75%-80% di ekspor ke negara-negara Timur Tengah, Asia, Eropa dan Amerika Serikat (AS). "30% pasar penjualannya ke Asia dan Timur Tengah," kata Gunara, Sekertaris Perusahaan PTPN VIII. Endang Sopari, Wakil Ketua Asosiasi Petani Teh Indonesia (Aptehindo) Jawa Barat mengatakan, walau produksi naik namun harga pucuk teh relatif stabil di kisaran Rp 2.000 sampai Rp 2.200 per kg. "Harga relatif stabil sampai saat ini," ujarnya.
Berdasarkan data Asosiasi Teh Indonesia (ATI), produksi teh nasional pada tahun lalu mencapai 124.000 ton. Walau mengalami tren penurunan di awal tahun 2012, produksi teh selama tahun ini diiperkirakan akan meningkat 5% -10% menjadi sebanyak 136.400 ton. Produksi sebanyak itu dihasilkan dari lahan perkebunan seluas 120.000 ha, dimana 60% diantaranya adalah lahan rakyat dan 25% lahan pemerintah dan swasta. Dari total lahan tersebut, 60%-70% lahan perkebunan berada di Provinsi Jawa Barat, seperti di daerah Cianjur, Sukabumi, Garut, dan Bandung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri