Semester I, Telkomsel target belanjakan Rp 7 T



JAKARTA. Perusahaan seluler pelat merah, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) berencana membelanjakan anggaran hingga Rp 7 triliun sepanjang semester I-2014. Ini seiring target perusahaan untuk membangun hingga 10.000 menara pemancar atawa base transceiver station (BTS) hingga Juni nanti.

Asal tahu saja, rencana pembelanjaan Rp 7 triliun tersebut setara dengan porsi 70% dari total belanja modal tahun ini. Perusahaan ini memang memilih strategi ekspansif di paruh pertama tahun ini. "Sengaja kami genjot di semester pertama supaya telornya bisa diambil di semester dua," kata Direktur Utama Telkomsel Alex Janangkih Sinaga, Senin (21/4).

Hingga kuartal I-2014, Telkomsel telah membelanjakan sepertiga dari total belanja modal Rp 10 triliun tahun ini, atau sekitar Rp 3,33 triliun. Perusahaan menggunakan dana itu untuk membangun 3.000 BTS baru.


Sekedar mengingatkan, Telkomsel menargetkan bisa menambah 12.000 BTS - 15.000 BTS baru tahun ini. Dari jumlah ini, 75%-80% berupa BTS jaringan 3G.

Perusahaan ini mengklaim, penambahan BTS baru di kuartal I-2014 sudah memberikan dampak positif bagi kinerja. "Kinerja Telkmsel secara unaudited pada kuartal satu tahun ini tumbuh di kisaran 10% sehingga kami yakin tahun ini bisa memperoleh pendapatan minimal Rp 5 triliun per bulan," beber Alex.

Sekedar mengingatkan, pendapatan Telkomsel kuartal I-2013 adalah Rp 13,9 triliun. Itu berarti, pendapatan kuartal I-2014 perusahaan ini sekitar Rp 15,29 triliun.

Selain menambah BTS, Telkomsel juga melengkapi strategi tahun ini dengan memaksimalkan bisnis di luar bisnis jaringan. Antara lain, bisnis aplikasi, konten, dan uang elektronik.

Di bisnis uang elektronik misalnya, perusahaan ini akan memaksimalkan penggunaan dompet elektronik T-Cash. Wujud keseriusan perusahaan adalah dengan menggandeng Bank Mega. "Arahnya adalah kami bisa membidik perusahaan-perusahaan ritel di bawah CT Corp untuk implementasikan mobile money kami," kata Alex.

Implementasi uang elektronik tersebut akan berbasis near field communication (NFC). Dengan menggunakan NFC, nasabah Bank Mega yang juga pengguna Telkomsel cukup menempelkan ponsel pintar ke device tertentu ketika akan bertransaksi.

Selain NFC, Telkomsel dan Bank Mega juga tengah mengembangkan mobile point of sale (MPOS). Sistem ini memungkinkan ponsel pintar bernomor Telkomsel milik nasabah Bank Mega terintegrasi dengan kartu kredit atau debit. "Kami menargetkan bisa komersialisasi tahun ini," kata Alex.

Seperti Anda telah ketahui, Bank Mega adalah bagian dari CT Corp. Nah di sektor ritel, CT Corp menaungi beberapa perusahaan. Misalnya, Carrefour Indonesia, PT Naryadelta Prarthana (Baskin Robbins), dan PT Trans Coffee (The Coffee Bean & Tea Leaf). Ada pula ritel fashion, yakni PT Metropolitan Retailmart (Metro Department Store), dan PT Mahagaya Perdana (Prada, Miu Miu, dan lainnya).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina