Semester I, total penjaminan LPEI Rp 2,7 triliun



JAKARTA. Bisnis penjaminan Indonesia Eximbank alias Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tumbuh subur. Keputusan untuk menjajal penjaminan sektor migas, infrastruktur dan proyek-proyek di luar negeri membuat LPEI mampu mendongkrak kinerja penjaminan.

Baru semester pertama, total penjaminan LPEI mencapai Rp 2,7 triliun atau 35% lebih tinggi dibandingkan perolehan sepanjang tahun 2013. Dus, dalam enam bulan pertama, total penjaminan yang dikantongi oleh LPEI sudah 77,14% dari target tahun ini.

"Kami optimistis dapat menjamin hingga Rp 3,5 triliun sampai akhir tahun atau tumbuh 75% jika dibandingkan pencapaian akhir tahun lalu," ujar Isnen Sutopo, Direktur Pelaksana Indonesia Eximbank, Rabu (23/7).


Menurut Isnen, terdapat empat proyek besar dalam waktu dekat yang membuat Indonesia Eximbank yakin mencapai target tersebut. Salah satunya adalah proyek antara PT Krakatau Steel Tbk dengan investor asal Jepang.

Melesatnya total penjaminan ini menopang kinerja laba bersih LPEI. Alhasil, pada semester pertama tahun ini, LPEI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 509 miliar atau terkerek hingga 57,7% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sampai akhir tahun nanti, Indonesia Eximbank mengincar perolehan laba bersih hingga Rp 896,9 miliar.

Selain bisnis penjaminan, LPEI memiliki sejumlah unit bisnis lainnya yakni pembiayaan ekspor, pembiayaan segmen usaha kecil dan menengah, serta asuransi yang terkait dengan ekspor. Pembiayaan LPEI tercatat tumbuh 13,39% (year to date) menjadi Rp 45,9 triliun. Sementara, pembiayaan di segmen UKM meningkat 3,74% menjadi Rp 3,7 triliun dan asuransi melejit 71,58% menjadi Rp 448,7 miliar.

I Made Gde Erata, Ketua Dewan Direktur sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank menambahkan, pertumbuhan laba juga ditopang penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. "Karena disimpan dalam bentuk dollar AS, maka bunga yang kami peroleh pun dalam bentuk dollar AS," ujar Erata.

Erata menambahkan, LPEI berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 3,5 triliun di kuartal ketiga atau keempat tahun ini demi menopang pertumbuhan bisnis pembiayaan.

Ia mengatakan, ada banyak proyek yang mengantre untuk dibiayai LPEI di semester kedua tahun ini. Diantaranya, proyek smelter di Sulawesi, pembiayaan pelabuhan, perluasan bandara udara, dan beberapa proyek perkebunan, manufaktur, tekstil serta kontraktor luar negeri.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie