Semester I/2023, Indocement (INTP) Catatkan Penjualan 8,36 Juta Ton Semen dan Klinker



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja operasional PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih tumbuh positif. Sepanjang semester pertama 2023, INTP membukukan keseluruhan volume penjualan (semen dan klinker) sebesar 8,36 juta ton. Realisasi ini lebih tinggi 673.000 ton atau tumbuh 8,8% dari volume penjualan di semester pertama 2022.

Mengutip laporan operasional, Jumat (4/8), volume penjualan semen domestik tercatat sebesar 8,06 juta ton, lebih tinggi 539.000 ton atau tumbuh 7,2% dari semester pertama 2022. Pertumbuhan tersebut terutama dikontribusikan oleh operasional pabrik baru di Maros yang disewa oleh INTP sejak kuartal IV-2022.

Adapun penjualan ekspor mencapai 299.000 ton atau melesat 81,4% secara year-on-year (YoY), yang sebagian besar berasal dari pengiriman klinker ke Bangladesh dan Brunei Darussalam.


Baca Juga: Volume Penjualan Indocement (INTP) Naik 4% di Semester I-2023

Pangsa pasar keseluruhan meningkat dari 24,7% menjadi 27,4%. Pangsa pasar di luar Jawa meningkat secara substansial dari 14,5% menjadi 20,6% sementara keseluruhan Jawa relatif stabil di 33,9%.

Dani Handajani, Corporate Secretary INTP mengatakan, volume tambahan dari penyewaan pabrik di Maros berkontribusi pada perolehan pangsa pasar yang substansial bagi INTP, khususnya di pasar luar Jawa.

 
INTP Chart by TradingView

Sebagai gambaran, INTP  membukukan kinerja kokoh sepanjang semester pertama 2023. Emiten produsen semen merk Tigar ini membukukan laba bersih Rp 698,43 miliar. Realisasi ini tumbuh 139,5% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp  291,54 miliar. 

Alhasil, laba bersih per saham dasar INTP naik menjadi Rp 203,56 dari sebelumnya Rp 82,80. 

Baca Juga: Indocement (INTP) Bukukan Laba Bersih Rp 698,43 Miliar di Semester I-2023

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan, dimana INTP membukukan pendapatan senilai Rp 7,97 triliun. Realisasi tersebut naik 15,32% dari pendapatan di semester pertama 2022 yang hanya Rp 6,91 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli