Semester II-2016, Pakuwon Jati bisa lebih untung



JAKARTA. Kinerja mayoritas emiten sektor properti belum menunjukkan hasil memuaskan sepanjang semester pertama tahun ini. Namun masih ada emiten yang mampu mencatatkan kinerja positif, seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Semester I-2016, PWON membukukan laba bersih Rp 895,96 miliar atau tumbuh 18,6% (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu. Namun, pendapatan hanya tumbuh 0,6% (yoy) menjadi Rp 2,44 triliun. Laba bersih PWON terdongkrak laba selisih kurs Rp 99,3 miliar.

Franky Riyandi Rivan, analis KDB Daewoo Securities, mengatakan, permintaan properti belum pulih. Ini terlihat dari rata-rata kinerja 11 emiten properti menurun. Marketing sales rata-rata baru 30% dari total target setahun. "Demand belum ada. Harus ada stimulus dari pemerintah dulu," kata Franky kepada KONTAN, Jumat (12/08).


Namun, kinerja PWON berbeda. Franky menilai, pertumbuhan emiten ini disokong recurring revenue atau pendapatan berulang yang naik 10,81% dibandingkan semester I-2015.

Semester I-2016, pendapatan berulang PWON mencapai Rp 1,23 triliun atau berkontribusi 50,41% terhadap total pendapatan tahun ini. Sementara development revenue menyumbang Rp 1,22 triliun atau 49,59% terhadap total pendapatan.

"Kalau dia susah jual properti tidak masalah, karena jual-sewa mal terus jalan," ujar Franky.

Stimulus kebijakan

Franky bilang, pemerintah terus memberikan stimulus berupa kebijakan-kebijakan yang bisa meningkatkan permintaan properti. Adanya pemangkasan BI rate, pajak properti berupa pajak penghasilan (PPh) final atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan serta pelonggaran loan to value diharapkan bisa menumbuhkan permintaan properti.

"Efek LTV baru bisa terasa di tahun depan," tambah Franky. Tahun ini, ia memproyeksikan, pendapatan PWON sebesar Rp 6,1 triliun dan laba bersih Rp 1,6 triliun.

Sementara Christian Saortua, analis Minna Padi Investama, mengatakan, tax amnesty dan foreign ownership memberikan peluang emiten properti meluncurkan produk-produk segmen atas dengan margin lebih tinggi.

"Emiten properti menahan diri meluncurkan produk baru di semester pertama tahun ini," kata Christian.

Namun, melihat pertumbuhan ekonomi serta upaya beberapa bank menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR), Christian menilai, peluncuran produk-produk baru di semester kedua bakal lebih ramai.

PWON berencana meluncurkan Kota Kasablanka (Tower C) dan office tower di Tunjungan City dengan target marketing sales masing-masing sekitar Rp 300 miliar. Selain itu ada peluncuran kondominium di Pakuwon City Surabaya sebanyak 850 unit yang diperkirakan meraih marketing sales Rp 200 miliar.

Franky merekomendasikan hold saham PWON dengan target harga Rp 700. Christian merekomendasikan buy dengan target Rp 720.

Sedangkan Maula Adini Putri analis Ciptadana Sekuritas merekomendasikan buy dengan target Rp 700. Pada Senin (15/08), harga saham PWON Rp 640 per saham atau turun 0,78% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie