Semester II, pembangkit di Jawa tak pakai BBM lagi



JAKARTA. Pemerintah menargetkan mulai pertengahan tahun ini pasokan listrik di Pulau Jawa tidak akan ada yang berasal dari pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jarman menuturkan, pertengahan tahun ini PT PLN (Persero) dipastikan mendapatkan pasokan gas dari unit penampungan dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) Jawa Barat. “Sehingga dengan adanya pasokan gas, tidak ada lagi pembangkit di Jawa yang mengkonsumsi BBM,” ujarnya, Jumat (20/4).FSRU Jawa Barat nantinya akan memasok gas ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok. Kedua pembangkit tersebut saat ini masih harus menggunakan BBM karena minimnya pasokan gas. Keduanya akan mendapat tambahan gas dari unit regasifikasi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) sebanyak 1,5 juta ton per tahun atau 200 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd).Namun, Jarman melanjutkan, pembangkit di luar Jawa masih akan menggunakan BBM untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. PLN perlu menambah pembangkit diesel di luar Jawa agar rasio elektrifikasi tahun ini sesuai target. Sehingga, jatah BBM Jawa nantinya akan dialihkan untuk daerah luar Jawa.Meski demikian, pemerintah tetap akan menjaga agar porsi BBM dalam bauran energi tahun ini tetap 13,5%. “Volume konsumsi BBM-nya tetap kita,” ujar Jarman. Target pemerintah, konsumsi BBM oleh pembangkit PLN sepanjang tahun ini tidak akan lebih dari 7,46 juta kiloliter. Target tersebut sesuai dengan besaran subsidi yang disepakati DPR yaitu Rp 65 triliun. “Tetapi sudah termasuk dengan menggunakan cadangan energi Rp 23 triliun. Kalau hanya dari subsidi, tidak cukup,” tambah dia.Karena itulah, pemerintah menargetkan pengurangan BBM juga di Bali dan Sumatera. Untuk wilayah Bali, konsumsi BBM oleh pembangkit akan berkurang setelah rampungnya kabel transmisi bawah laut Jawa-Bali pada September nanti. Sebelumnya pembangkit BBM yang beroperasi di Bali mencapai 600 MW-700 MW. “September nanti akan bertambah 200 MW listrik dari Jawa ke Bali. Sehingga setelah September, hanya 50% pasokan listrik yang dari pembangkit BBM,” jelas Jarman. Kemudian untuk Sumatera, pemangkasan konsumsi BBM dilakukan dengan memperbanyak pembangkit mulut tambang.Mulai Januari lalu, dia menuturkan, PLTGU Tambaklorok, Semarang yang memakai BBM sudah berhenti beroperasi. Hal tersebut menyusul masuknya pasokan listrik dari PLTU Tanjung Jati B, Jepara 660 MW. “PLTGU Tambaklorok baru akan hidupkan setelah mendapat pasokan gas dan kebutuhan listrik bertambah,” kata dia. Pasokan gas yang ditargetkan mengalir ke pembangkit tersebut yaitu dari Lapangan Gundih pada 2013 dan Lapangan Kepodang pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test