Semester-II penerbitan obligasi masih marak



JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi masih akan marak di semester-II 2012. Bursa Efek Indonesia (BEI) di semester-II ini paling tidak memproses penerbitan delapan obligasi dari para emiten yang tercatat di bursa saham.

Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, mengatakan, total nilai penerbitan kedelapan obligasi korporasi itu sebesar Rp 5 triliun. Jumlah itu sudah termasuk penerbitan obligasi PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

Medco telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan US$ Medco Energi International I Tahap III tahun 2011 senilai US$ 20 juta. Obligasi bertenor lima tahun ini memiliki bunga tetap 6,05% per tahun. Obligasi itu didistribusikan secara elektronik pada 30 Juli dan dicatatkan di BEI pada 31 Juli 2012.


Hoesen tidak menyebut secara detil ketujuh emiten lainnya. Namun, menurut catatan KONTAN, paling tidak ada lima emiten lain yang sudah berencana menerbitkan obligasi pada paruh kedua tahun ini. Mereka adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Hingga Juli 2012, BEI telah mencatatkan 34 obligasi dan 4 sukuk korporasi dari 33 emiten yang tercatat di bursa. "Jika dibandingkan dengan yang periode sama tahun sebelumnya, jumlah emisi yang diterbitkan mengalami kenaikan 19%," kata dia.

Obligasi mencatatkan nilai emisi sebesar Rp 40,99 triliun dan nilai penerbitan sukuk sebesar Rp 1,47 triliun. Jika dibanding nilai emisi pada tujuh bulan pertama di 2011, jumlah nilai emisi tahun ini naik 55%.

I Made Adi Saputra, analis obligasi PT NC Securities, menjelaskan, obligasi korporasi bisa menjadi pilihan berinvestasi di semester-II ini. Di banding semester yang lalu, kupon obligasi korporasi di paruh kedua bisa lebih tinggi. Pasalnya, fluktuasi surat utang negara cukup besar sehingga perusahaan harus ancang-ancang memberikan kupon tinggi untuk menarik minat investor.

Pada semester-I lalu, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) sudah mencapai titik terendah. Jadi, penurunan yield SUN di semester ini tidaklah sedalam semester lalu. Itu yang turut mengerek naiknya kupon obligasi korporasi. "Tapi jika dibanding tahun lalu, kupon obligasi korporasi tahun ini masih tergolong lebih rendah," ujar dia.

Meski begitu, analis obligasi PT Mega Capital Indonesia, Ariawan, menyarankan investor tetap harus selektif. Rating obligasi menentukan kemampuan emiten membayar utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini