JAKARTA. Setelah menerbitkan obligasi sebesar Rp 1 triliun di Maret 2015, perusahaan pembiayaan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk alias WOM Finance kembali berencana meluncurkan obligasi sebesar Rp 600 miliar di semester kedua tahun Kambing Kayu ini. Zacharia Susantadiredja, Direktur Keuangan WOM Finance menjelaskan, rencana launching obligasi Rp 600 miliar tersebut merupakan sisa plafon dari Penawaran Umum Berkelanjutan I perseroan senilai Rp 3 triliun. Setelah meluncurkan obligasi sebanyak dua kali di tahun 2014 dengan total Rp 1,4 triliun dan sekitar Rp 1 triliun di bulan Maret 2015 lalu, perseroan memang masih memiliki sisa kuota sekitar Rp 600 miliar. "Tapi kapan dan besaran bunganya belum tahu. Kami masih mengamati kondisi pasar," ujarnya, Kamis (23/4). Dari total kebutuhan dana sebesar Rp 6,6 triliun tahun ini, sekitar 60% masih akan ditutup oleh pembiayaan bersama dengan induk usahanya, Bank Internasional Indonesia (BII). Sedangkan sisanya sekitar 40% akan berasal dari penerbitan obligasi dan pinjaman bank lainnya.
Semester II, WOM luncurkan obligasi Rp 600 miliar
JAKARTA. Setelah menerbitkan obligasi sebesar Rp 1 triliun di Maret 2015, perusahaan pembiayaan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk alias WOM Finance kembali berencana meluncurkan obligasi sebesar Rp 600 miliar di semester kedua tahun Kambing Kayu ini. Zacharia Susantadiredja, Direktur Keuangan WOM Finance menjelaskan, rencana launching obligasi Rp 600 miliar tersebut merupakan sisa plafon dari Penawaran Umum Berkelanjutan I perseroan senilai Rp 3 triliun. Setelah meluncurkan obligasi sebanyak dua kali di tahun 2014 dengan total Rp 1,4 triliun dan sekitar Rp 1 triliun di bulan Maret 2015 lalu, perseroan memang masih memiliki sisa kuota sekitar Rp 600 miliar. "Tapi kapan dan besaran bunganya belum tahu. Kami masih mengamati kondisi pasar," ujarnya, Kamis (23/4). Dari total kebutuhan dana sebesar Rp 6,6 triliun tahun ini, sekitar 60% masih akan ditutup oleh pembiayaan bersama dengan induk usahanya, Bank Internasional Indonesia (BII). Sedangkan sisanya sekitar 40% akan berasal dari penerbitan obligasi dan pinjaman bank lainnya.