Semester ini, WSKT incar pendanaan Rp 3,8 triliun



JAKARTA. Untuk pengembangan bisnisnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengincar dana segar sebesar Rp 3,8 triliun. Nah, pendanaan tersebut akan berbentuk pinjaman perbankan dan obligasi.

Utang perbankan yang akan emiten konstruksi ini peroleh adalah senilai Rp 1,8 triliun. Rencananya, WSKT akan menggunakan dana tersebut untuk pembangunan tol Pejagan-Pemalang sesi 1 dan 2 yang memiliki panjang 22 kilometer. Proyek tersebut WSKT jalankan melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road.

"Nilai kontraknya Rp 1,4 triliun lebih, Interest During Constructrion (IDC) Rp 200 miliar, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%," jelas Direktur Keuangan WSKT Tunggul Rajagukguk, kepada KONTAN, Rabu, (13/8).


Pinjaman tersebut akan memiliki tenor 3 tahun. Ini sesuai dengan perjanjian kontrak antara WSKT dengan Grup MNC. Nanti setelah tol tersebut rampung, MNC akan mengambil alih dan menjalankan bisnisnya.

Kemudian, bunga yang WSKT dapat untuk pinjaman ini adalah di sekitar 10%. Saat ini, WSKT telah dalam proses finalisasi dengan satu bank. Tunggul menyebut, pihaknya akan menarik pinjaman tersebut di bulan depan.

Selain pinjaman perbankan, WSKT juga akan menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) atau obligasi sebesar Rp 2 triliun. Penerbitan surat utang ini akan WSKT jalankan di akhir September. Sehingga, Tunggul bilang bahwa pihaknya bisa mendapatkan uang di Oktober. Nantinya, WSKT akan memanfaatkan dana hasil obligasi tersebut untuk modal bisnis konstruksi, tol, realty, precast, dan energinya.

Pada September nanti, rencananya WSKT akan menerbitkan Rp 1 triliun dahulu. Kupon yang dijanjikan akan berkisar di 10%. Obligasi tersebut pun akan memiliki 2 seri yang terdiri dari tenor 3 dan 5 tahun. Untuk aksi ini, WSKT pun telah menunjuk 3 penjamin emisi pelat merah yakni Danareksa Sekuritas, Bahana Securities, dan Mandiri Sekuritas.

Sepanjang semester satu, posisi rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) WSKT mencapai 2,89 kali. Di situ, liabilitasnya yakni Rp 6,78 triliun dan ekuitasnya Rp 2,34 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie