Semester pertama, laba bersih Antam merosot 53,56%



JAKARTA. Laba bersih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) semester perdana 2012 turun 53,56% menjadi Rp 475,977 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar Rp 1,023 triliun. Penurunan ini karena pengaruh volatilitas harga komoditas yang memicu turunnya nilai penjualan.Aneka Tambang membukukan penjualan bersih sebesar Rp 4,491 triliun. Bandingkan dengan semester pertama 2011 lalu yang sebesar Rp 4,888 triliun. Pendapatan perseroan pada semester pertama ini ditopang oleh kenaikan pendapatan dari komoditas emas dan bijih nikel. Komoditas emas menyumbang 41% dari pendapatan Antam di semester I 2012. Selain itu, Antam juga membukukan kenaikan dividen dari PT Nusa Halmahera Minerals sebesar 39% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 menjadi Rp 238 miliar.Direktur Utama Antam, Alwinsyah Lubis mengungkapkan, perseroan menempatkan program penghematan biaya sebagai prioritas utama. Itulah sebabnya, Antam masih bisa mencatatkan laba. "Sampai dengan bulan Juli 2012 kami telah berhasil menghemat hampir Rp 8 miliar melalui berbagai upaya efisiensi. Kami juga tetap berkomitmen menyelesaikan proyek-proyek pertumbuhan utama," kata Alinsyah, Jumat (31/8).Ia memaparkan, sampai dengan akhir Juli 2012, konstruksi proyek-proyek utama perusahaan yakni proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, proyek Feronikel Halmahera Timur, proyek Modernisasi dan Optimasi Pabrik Feronikel Pomalaa, yang juga mencakup pembangunan PLTU Pomalaa (proyek MOP-PP) berjalan sesuai rencana.Pengembangan proyek CGA Tayan, konstruksi per akhir Juli 2012 telah mencapai 83% dan diharapkan dapat beroperasi pada 2014. Sementara itu, konstruksi proyek Feronikel Halmahera Timur telah mencapai 25% dan konstruksi proyek MOP-PP telah mencapai 22% per akhir Juli 2012.Selain ketiga proyek tersebut, Antam juga memiliki dua proyek utama lainnya yakni proyek Smelter Grade Alumina (SGA) Mempawah dan proyek Nickel Pig Iron Mandiodo. Saat ini kedua proyek tersebut dalam tahap penyelesaian studi kelayakan dan rencana dasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can