JAKARTA. Impor makanan dan minuman selama semester pertama 2011 meningkat cukup tinggi. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyebut impor resmi mencapai US$ 112,63 juta, atau naik 15,71% dari periode yang sama tahun sebelumnya.Sekjen Gapmmi Franky Sibarani mengatakan, selama semester satu tahun ini, impor makanan dan minuman paling banyak masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai US$ 91,6 juta atau 81% dari total impor. Disusul, impor melalui pelabuhan Tanjung Perak senilai US$ 13,7 juta atau 12% dari total impor. "Sisanya melalui pelabuhan Tanjung Mas, Belawan, Dumai dan Soekarno Hatta," kata Franky, Minggu (10/7).Lanjutnya, impor makanan dan minuman paling banyak didominasi produk saos dan olahannya, bumbu dan penyedap rasa. Selain itu impor produk permen dan makanan olahan juga cukup tinggi.Franky menduga impor makanan dan minuman sebenarnya lebih besar. Maklum, produk makanan dan minuman impor ilegal masih banyak yang beredar di masyarakat. Untuk impor ilegal, jenis produk makanannya didominasi oleh biskuit dan permen.Franky bilang, selama ini, pemerintah hanya fokus mengawasi pelabuhan-pelabuhan yang resmi menjadi pintu masuk barang impor sesuai Permendag 56/2008 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu. Berdasarkan Permendag itu, pengaturan impor makanan dan minuman ditetapkan hanya melalui 6 pintu masuk yaitu Belawan, Dumai, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Soekarno Hatta dan juga pelabuhan udara internasional.Dari data di pelabuhan resmi, nilai impor di kawasan luar Jawa, terutama di kawasan Indonesia bagian Timur dan Sumatera tercatat sangat sedikit. Padahal, menurut Franky, produk makanan dan minuman yang beredar di kawasan itu sangat banyak. "Pelabuhan tikus yang jumlahnya ratusan menjadi pintu masuk barang ilegal," kata Franky.Pemerintah menurutnya perlu memperketat pengawasan pelabuhan-pelabuhan tikus yang ada di sepanjang garis pantai atau muara sungai. Pelabuhan tikus itu rawan penyelundupan terutama yang berada pada daerah-daerah perbatasan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Semester satu, impor makanan dan minuman meningkat 15,71%
JAKARTA. Impor makanan dan minuman selama semester pertama 2011 meningkat cukup tinggi. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyebut impor resmi mencapai US$ 112,63 juta, atau naik 15,71% dari periode yang sama tahun sebelumnya.Sekjen Gapmmi Franky Sibarani mengatakan, selama semester satu tahun ini, impor makanan dan minuman paling banyak masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai US$ 91,6 juta atau 81% dari total impor. Disusul, impor melalui pelabuhan Tanjung Perak senilai US$ 13,7 juta atau 12% dari total impor. "Sisanya melalui pelabuhan Tanjung Mas, Belawan, Dumai dan Soekarno Hatta," kata Franky, Minggu (10/7).Lanjutnya, impor makanan dan minuman paling banyak didominasi produk saos dan olahannya, bumbu dan penyedap rasa. Selain itu impor produk permen dan makanan olahan juga cukup tinggi.Franky menduga impor makanan dan minuman sebenarnya lebih besar. Maklum, produk makanan dan minuman impor ilegal masih banyak yang beredar di masyarakat. Untuk impor ilegal, jenis produk makanannya didominasi oleh biskuit dan permen.Franky bilang, selama ini, pemerintah hanya fokus mengawasi pelabuhan-pelabuhan yang resmi menjadi pintu masuk barang impor sesuai Permendag 56/2008 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu. Berdasarkan Permendag itu, pengaturan impor makanan dan minuman ditetapkan hanya melalui 6 pintu masuk yaitu Belawan, Dumai, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Soekarno Hatta dan juga pelabuhan udara internasional.Dari data di pelabuhan resmi, nilai impor di kawasan luar Jawa, terutama di kawasan Indonesia bagian Timur dan Sumatera tercatat sangat sedikit. Padahal, menurut Franky, produk makanan dan minuman yang beredar di kawasan itu sangat banyak. "Pelabuhan tikus yang jumlahnya ratusan menjadi pintu masuk barang ilegal," kata Franky.Pemerintah menurutnya perlu memperketat pengawasan pelabuhan-pelabuhan tikus yang ada di sepanjang garis pantai atau muara sungai. Pelabuhan tikus itu rawan penyelundupan terutama yang berada pada daerah-daerah perbatasan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News