Sempat cetak level tertinggi, harga minyak Brent dan WTI melemah di pekan ini



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup menguat pada hari Jumat (29/10), berbalik dari pelemahan di awal perdagangan. Penguatan didukung oleh ekspektasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutu mereka, yang dikenal sebagai OPEC+, akan mempertahankan pengurangan produksi.

Walau kembali rebound, namun harga patokan minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI), keduanya melemah pada pekan ini, setelah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun pada hari Senin (25/10).

Jumat (29/10), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2021 ditutup menguat tipis 6 sen menjadi US$ 84,38 per barel. Di pekan ini, Brent koreksi 1,34%.


Serupa, harga minyak mentah jenis WTI untuk kontrak pengiriman Desember 2021 ditutup naik 76 sen atau 0,9% ke US$ 83,57 per barel. Ini membuat WTI melemah 0,2% di minggu ini.

"Sementara lebih banyak pasokan Iran mungkin segera datang, sepertinya OPEC+ tidak mungkin meningkatkan produksi yang memberi kekuatan ke pasar di akhir pekan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Harga telah tertekan sejak Rabu (27/10) setelah laporan bahwa stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik 4,3 juta barel di pekan yang pada 23 Oktober lalu.

Baca Juga: Harga minyak ditutup ke level terendah dua minggu usai stok minyak AS naik

Tekanan bagi harga minyak bertambah setelah Iran mengatakan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan internasional tentang program nuklirnya akan dimulai kembali pada akhir November. Ini membawa Irak selangkah lebih dekat untuk meningkatkan ekspor minyak.

Minyak mentah telah melonjak pada 2021 karena ekonomi pulih dari pandemi Covdi-19, tetapi harga berada di jalur untuk melemah di minggu ini, dengan Brent menghadapi penurunan mingguan pertama dalam sekitar dua bulan.

Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk bulan ke-15 berturut-turut pada Oktober karena harga minyak melonjak ke level tertinggi baru tujuh tahun, didorong oleh kenaikan harga minyak ke level tertinggi sejak April 2020, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co dalam laporannya.

Di sisi lain, Exxon dan Chevron juga sedang mencari cara untuk menambah rig pengeboran di cekungan serpih Permian setelah memotong tajam awak dan produksi di wilayah tersebut tahun lalu, kata perusahaan Jumat.

Chevron pun berencana menambah dua rig pengeboran dan dua kru penyelesaian pada kuartal ini.

Pada hari Kamis (28/10), Aljazair mengatakan peningkatan produksi minyak mentah oleh OPEC+ pada bulan Desember tidak boleh melebihi 400.000 barel per hari (bph) karena ketidakpastian dan risiko pasar. Aliansi, yang secara bertahap melepaskan rekor pengurangan produksi tahun lalu, bertemu pada 4 November.

Turut menambah derita minyak, harga gas di Inggris dan Eropa terus turun pada hari Jumat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia dapat mulai memompa gas ke penyimpanan Eropa.

Selanjutnya: Jokowi hadiri sejumlah pertemuan dalam KTT G20

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari