Sempat loyo, penerbitan produk reksadana dinilai akan lebih ramai tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan reksadana pada tahun ini diproyeksikan akan kembali semarak. Asal tahu saja, merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat hanya ada 35 produk reksadana baru pada 2020. Padahal pada 2019 jumlahnya mencapai 85 produk baru.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto optimistis penerbitan reksadana pada tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Menurut dia, dengan tren suku bunga rendah dan euforia investor lokal akan menjadi sumber likuiditas yang berlimpah untuk pasar modal. Dia berharap proses vaksinasi bisa lebih cepat dan tingkat kemanjurannya tinggi sehingga mempercepat pemulihan ekonomi.

“Dalam pipeline Panin AM, untuk saat ini fokusnya adalah penerbitan reksadana terproteksi karena untuk jenis lainnya sudah lengkap. Targetnya, kami bisa menerbitkan 4-6 reksadana terproteksi hingga akhir tahun nanti,” kata Rudiyanto.


Sementara Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan bahwa HPAM pada tahun ini berencana akan menerbitkan produk reksadana terproteksi serta serta reksadana indeks.

Baca Juga: Sucorinvest AM akan meluncurkan reksadana saham berbasis ESG pada akhir kuartal I

Reza juga meyakini dari sisi prospek, industri reksadana pada tahun ini masih akan terus tumbuh positif. Menurut dia, terlihat bahwa investor kini sudah mulai berani mengambil risiko dan terjun ke instrumen saham. Apalagi, data menunjukkan bahwa jumlah pemilik akun reksadana meningkat pesat di tahun 2020 dan masih akan berlanjut pada tahun ini.

“Oleh karena itu kami yakin, prospek reksadana ke depan juga semakin baik karena kebutuhan akan investasi juga meningkat. Apalagi dari investor yang kurang memiliki waktu untuk mengelola dananya melalui saham single, maka pasti akan mempercayakan manajer investasi untuk mengelola dananya,” tutur Reza

Dus, Reza melihat reksadana saham akan jadi yang paling diincar investor pada tahun ini seiring adanya sentimen pemulihan ekonomi. Sementara reksadana campuran juga akan jadi pilihan karena lebih sustainable untuk dikelola dilihat dari segi portofolio yang fleksibel.

Baca Juga: Penerbitan produk reksadana baru diperkirakan akan lebih semarak pada tahun ini

Dengan industri yang berpotensi tumbuh positif, HPAM pun menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) menjadi Rp 7,5 triliun pada akhir tahun ini. Dana kelolaan HPAM pada akhir 2020 mencapai Rp 5,19 triliun.

Sedangkan Rudiyanto mengatakan Panin AM pada tahun ini menargetkan dana kelolaan bisa mencapai Rp 16,3 triliun. Pada akhir 2020, dana yang dikelola oleh Panin menyentuh Rp 13,68 triliun.

Baca Juga: Dirilis pekan depan, ini beda IDX Industrial Classification (IDX-IC) dengan JASICA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati