Sempat Masuk Kelompok Big Cap, Begini Prospek Saham BRPT, EMTK, DCII, dan CPIN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham sempat bergabung jajaran saham dengan kapitalisasi pasar jumbo atau di atas Rp 100 triliun. Salah satunya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang pernah mencatatkan nilai kapitalisasi pasar Rp 102,73 triliun pada Desember 2020 yang lalu.

Mengutip RTI, sekarang ini market cap BRPT tersisa Rp 79,22 triliun. Emiten pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga sempat bergabung geng big cap dengan total market cap Rp 106,99 triliun per Desember 2020. Saat ini kapitalisasi pasar CPIN tercatat Rp 93,88 triliun.

Nilai kapitalisasi pasar PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga pernah menembus 107,23 triliun pada Januari 2022. Sayangnya, kini market cap EMTK turun menjadi Rp 98,91 triliun. 


Baca Juga: IHSG Naik 0,68% ke 7.091,76, Berikut Prediksinya untuk Jumat (28/10)

Selanjutnya, ada saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang pernah masuk jajaran saham big cap dengan nilai market cap Rp 140,64 triliun pada Juli 2021. Adapun sekarang ini menyusut jadi Rp 87,78 triliun.

Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan, menyusutnya kapitalisasi pasar saham EMTK dan DCII sejalan dengan sentimen yang kurang baik untuk sektor teknologi. 

Lihat saja, secara year to date saham EMTK sudah terkoreksi 29,17% ke harga Rp 1.615. Saham DCII juga turun 16,26% secara ytd ke harga Rp 36.825 per saham.

"Meski begitu, dalam jangka panjang memiliki prospek cerah, seperti data center milik DCII maupun ekosistem digital milik EMTK," ujar Jono kepada Kontan.co.id, Kamis (27/10).

Dalam catatan Kontan.co.id, tahun ini DCII mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 500 miliar. Mayoritas ditujukan untuk ekspansi data center, terutama pada site Cibitung JK-5 untuk menambah kapasitas.

Sekarang ini, DCII mengoperasikan lima gedung data center dengan total kapasitas 52 MW. DCII menjadi pemimpin pasar data center di Indonesia dengan market share mencapai 56%.

Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat 0,68% ke 7.091 Pada Kamis (27/10), Sektor Teknologi Terkoreksi

Begitu juga dengan EMTK, emiten ini terus memperkuat ekosistem digitalnya. Aksi akuisisi dan investasi telah dilakukan guna mewujudkan upaya tersebut.

Pada tahun lalu misalnya, anak usaha EMTK, Vidio.com telah mendapatkan investasi senilai US$ 150 juta dari Affinity Equity Partners. Lewat aksi ini, valuasinya pun meningkat menjadi US$ 900 juta.

Di antara emiten-emiten yang pernah bergabung jajaran big cap, Jono melihat tampaknya CPIN berpotensi kembali menyentuh market cap Rp 100 triliun karena potensi peningkatan kinerja di akhir tahun.

Kemudian, EMTK yang memiliki market cap sekitar Rp 99 triliun juga memiliki peluang untuk kembali mencatat market cap ke atas Rp 100 triliun, mengingat harga sahamnya sudah turun cukup dalam.

Jono menyarankan, untuk investor yang ingin membeli saham-saham tersebut baiknya memperhatikan level support-resisten terdekat.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mencermati, saham CPIN masih berpeluang melanjutkan penguatannya, hal ini nampak dari pergerakan MACD yg masih positif dan CPIN menembus MA60. Support untuk CPIN berada di 5.575 dan resisten berada di 5.875.

"BRPT juga diperkirakan masih berpeluang menguat melihat masih adanya dominasi volume beli dan MACD yg masih berada di area positif. Support di Rp 800 dan resisten di Rp 870," tambah Herditya.

Sementara itu, ia memperkirakan saham DCII masih sideways melihat dari MACD dan Stochastic yang belum bergerak dan ada tanda-tanda penguatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi