Sempat menukik, harga karet kembali merosot



JAKARTA. Petani karet kembali menelan pil pihit pasca turunnya harga karet. Padahal baru sekitar sebulan kenaikan harga karet dinikmati petani, kini harga kembali anjlok.

Berdasarkan harga karet di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) pada 1 Maret 2017 harga karet mencatat rekor sebesar 271,80 yen per kilogram (kg). Namun harga tersebut terkoreksi pada 31 Maret 2017 menjadi 245 yen per kg, dan sempat jatuh ke titik 241,50 yen per kg.

Akibat penurunan harga karet ini, petani karet mulai khawatir. Sebab sebelumnya harga karet sempat menyentuh level tertinggi dalam empat tahun terakhir sekitar Rp 12.000 per kg, namun saat ini harga karet turun dikisaran Rp 7.000 - Rp 8.000 per kg. Penurunan harga karet terjadi secara bertahap dalam tiga pekan terakhir. Dan diprediksi harga karet masih mungkin jatuh lebih rendah lagi.


Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane mengatakan kenaikan harga karet tidak didasarkan pada fundamental tapi karena spekulasi pasar. Menurutnya, kenaikan harga karet sangat ditentukan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dunia. Karena itu, kebijakan negara-negera besar semisal Amerika Serikat (AS), China dan Uni Eropa terhadap penyerap karet turut menentukan bertahan tidaknya harga karet.

"Jadi saya prediksi kenaikan harga karet memang tidak berlangsung lama, dan akan kembali ke titik fundamentalnya," ujarnya akhir pekan lalu.

Penurunan harga karet saat ini cukup menekan ekonomi petani karet karena saat ini sebagian perkebunan karet tengah memasuki musim gugur daun sampai bulan Juni yang akan datang. Setiap kali terjadi musim gugur daun, maka produktivitas karet bisa berkurang hingga 30% - 40% dari produksi normal. Kondisi ini membuat petani karet akan berpaling lagi ke komoditas tanaman lainnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia