JAKARTA. Terangkatnya optimisme pasar terhadap masa depan dana talangan Yunani dimanfaatkan rupiah untuk menguat dihadapan USD. Di pasar spot, Selasa (23/6) nilai tukar rupiah terhadap USD merangkak naik 0,28% ke level Rp 13.269 dibanding hari sebelumnya. Begitu pun di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah naik tipis 0,01% di level Rp 13.316. Menyusul proposal reformasi kebijakan ekonomi Yunani yang ditanggapi positif oleh kreditur IMF dan European Central Bank (ECB) pada Senin (22/6), mengangkat posisi euro. Ini sedikit menahan laju USD di pasar global. “Sedikit tertahannya keperkasaan USD dimanfaatkan rupiah untuk ikut menguat bersama euro,” kata Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Tbk. Pergerakan rupiah dalam beberapa hari terakhir memang terhitung stabil. Efek dari bergejolaknya pasar global menanti kabar nasib Yunani yang semakin mendekati tenggat pembayaran utangnya pada Selasa (30/6) mendatang. Namun Rully melihat, posisi rupiah sebenarnya masih berbalut tren bearish. “Belum ada katalis domestik yang bisa memicu kenaikan nilai tukar rupiah bertahan lebih lama,” paparnya. Berkaca pada minimnya sentimen internal ekonomi Indonesia, Rully menduga Rabu (24/6) posisi rupiah akan kembali tertekan USD. Karena jika berkaca pada data ekonomi, USD Selasa (23/6) malam akan didukung oleh rilis core durable goods order AS Mei 2015 naik dari minus 0,2% menjadi 0,6%. Serta GDP AS kuartal satu 2015 yang rilis Rabu (24/6) diduga tumbuh menjadi minus 0,2% dari sebelumnya minus 0,7%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sempat naik, rupiah diprediksi melemah Rabu besok
JAKARTA. Terangkatnya optimisme pasar terhadap masa depan dana talangan Yunani dimanfaatkan rupiah untuk menguat dihadapan USD. Di pasar spot, Selasa (23/6) nilai tukar rupiah terhadap USD merangkak naik 0,28% ke level Rp 13.269 dibanding hari sebelumnya. Begitu pun di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah naik tipis 0,01% di level Rp 13.316. Menyusul proposal reformasi kebijakan ekonomi Yunani yang ditanggapi positif oleh kreditur IMF dan European Central Bank (ECB) pada Senin (22/6), mengangkat posisi euro. Ini sedikit menahan laju USD di pasar global. “Sedikit tertahannya keperkasaan USD dimanfaatkan rupiah untuk ikut menguat bersama euro,” kata Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Tbk. Pergerakan rupiah dalam beberapa hari terakhir memang terhitung stabil. Efek dari bergejolaknya pasar global menanti kabar nasib Yunani yang semakin mendekati tenggat pembayaran utangnya pada Selasa (30/6) mendatang. Namun Rully melihat, posisi rupiah sebenarnya masih berbalut tren bearish. “Belum ada katalis domestik yang bisa memicu kenaikan nilai tukar rupiah bertahan lebih lama,” paparnya. Berkaca pada minimnya sentimen internal ekonomi Indonesia, Rully menduga Rabu (24/6) posisi rupiah akan kembali tertekan USD. Karena jika berkaca pada data ekonomi, USD Selasa (23/6) malam akan didukung oleh rilis core durable goods order AS Mei 2015 naik dari minus 0,2% menjadi 0,6%. Serta GDP AS kuartal satu 2015 yang rilis Rabu (24/6) diduga tumbuh menjadi minus 0,2% dari sebelumnya minus 0,7%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News