Sempat Sentuh Harga Rp 10.000, Akankah BBCA Ada Rencana Stock Split?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perbankan memang telah menjadi salah satu sektor yang banyak dilirik investor, terutama bank-bank big caps. Meski demikian, harga yang terus naik tinggi kini menyelimuti saham bank big caps.

Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang saat ini menjadi emiten bank big caps dengan harga paling tinggi mencapai Rp 9.825 per saham pada penutupan perdagangan (23/2). Bahkan, bank milik Djarum Group ini sempat mencapai Rp 10.000 per saham.

Sayangnya, dengan harga yang sudah semakin tinggi ini, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja belum berencana untuk melakukan stock split terhadap sahamnya. Di mana, hal tersebut pernah dilakukan pada 2021 dan menjadikan harganya di level Rp 6.000-an per saham.


Jahja bilang saat ini harga saham BBCA masih berada dalam batas yang pas untuk investor ritel maupun asing.  Mengingat, harga saham BBCA saat ini jika dikonversi ke dollar masih di bawah US$ 1 per saham.

Baca Juga: BTPN Rights Issue Rp 6,73 Triliun, Bank BCA (BBCA) Siap Ambil Bagian

”Artinya kan masih sekitar sen dolar, itu bagi investor asing, rese juga,” ujar Jahja (22/2).

Menurutnya, saat ini perlu pihaknya telah menentukan batas harga di mana BCA akan melakukan stock split. Seperti diketahui, harga saham BBCA saat stock split pada 2021 sudah berada di level Rp 30.000 per unit.

Tak hanya itu, ia bilang saat ini yang paling penting adalah menjaga likuiditas pasar juga. Menurutnya, likuiditas saham BBCA saat ini masih tergolong terjaga dengan baik.

“Kan yang penting itu likuiditas. Kalau harga murah tapi gak likuid repot juga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari