NEW YORK. Sempat menyentuh rekor di perdagangan intrahari, Bursa Amerika Serikat ditutup
flat pada perdagangan Senin (8/5). Pasar masih mencerna kemenangan Emmanuel Macron sebagai presiden baru Prancis. Dow Jones Industrial Average ditutup dengan kenaikan 0,03% menjadi 21.012,28 poin. Indeks S&P cuma terangakat 0,08 poin dan ditutup di level 2.399,37, meski sempat menyentuh level tertinggi 2.399,94. Nasdaq Composite bertambah 0,03% menjadi 6.102,66.
Tujuh dari 11 sektor di S&P tertekan. Indeks material jatuh 0,91% dan grup saham energi naik 0,7% seiring dengan
rebound harga minyak mentah. Kemenangan Macron dan laporan keuangan perusahaan kuartal I yang sesuai dengan ekspektasi pasar mengantar CBOE Volatility Index (VIX), indeks yang menggambarkan kekhawatiran pasar, turun 0,8 poin menjebol level psikologis 10, ke posisi 9,77. Ini merupakan level terendah sejak 1993. Penurunan VIX biasanya mengindikasikan prospek
bullish pada saham. Tapi, penurunan ke level yang terlalu rendah mengirim sinyal hati-hati pada investor. "VIX pernah di level ini, tapi tak serendah ini. Ini memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang negatif sedang berlangsung," kata Donald Selkin, Chief Market Strategist di Newbridge Security di New York, dikutip
Reuters.
Kemenangan Macron menjadi kelegaan bagi pasar global. Dia yang berkomitmen menjaga integrasi Uni Eropa membawa harapan stabilitas di kawasan tersebut. Macron menang telak terhadap lawannya, Marine Le Pen yang ingin membawa Prancis keluar Uni Eropa seperti yang dilakukan Inggris. "Semua sudah dalam hitungan. Tapi pasar masih khawatir dengan adanya Brexit yang lain," kata Chris Gaffney, Presiden EverBank World Markets, dikutip
CNBC. Prancis akan menghadapi pemilu parlemen bulan Juni, yang akan menentukan kekuatan Macron mewujudkan rencana-rencana ekonominya. Dia bilang, sejak pemilu presiden Prancis putaran pertama 23 April lalu, bursa AS telah reli. Karena itu, dengan kemenangan Macron yang sesuai dengan harapan, bursa AS sempat menyentuh rekor namun berakhir flat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia