JAKARTA. Tingginya rasio kerugian produk asuransi kesehatan racikan PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) memang sempat membuat perseroan kapok memasarkan produk ini. Sampai-sampai perseroan harus memberhentikan sejenak pemasaran produk asuransi ini. Namun, hanya enam bulan berselang, perseroan bangkit lagi dengan sejumlah perbaikan. Yasril Y Rasyid, Direktur Utama TPI mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan moratorium distribusi produk asuransi kesehatan, setelah melihat banyaknya kelemahan yang berakibat pada tingginya rasio kerugian. “Sekarang, kami sudah melakukan revitalisasi produk asuransi kesehatan dan rasio kerugian membaik,” ujarnya, Senin (14/7). Meski, sambung dia, dari sisi perolehan premi, perseroan masih harus menginjak gas untuk mengejar ketertinggalan. Perseroan yang pernah mengantongi premi dari lini usaha asuransi kesehatan sebesar Rp 80 miliar dua tahun silam, mencoba mengejar target sekitar US$ 8 juta saat ini.
Sempat terhenti, TPI lego lagi asuransi kesehatan
JAKARTA. Tingginya rasio kerugian produk asuransi kesehatan racikan PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) memang sempat membuat perseroan kapok memasarkan produk ini. Sampai-sampai perseroan harus memberhentikan sejenak pemasaran produk asuransi ini. Namun, hanya enam bulan berselang, perseroan bangkit lagi dengan sejumlah perbaikan. Yasril Y Rasyid, Direktur Utama TPI mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan moratorium distribusi produk asuransi kesehatan, setelah melihat banyaknya kelemahan yang berakibat pada tingginya rasio kerugian. “Sekarang, kami sudah melakukan revitalisasi produk asuransi kesehatan dan rasio kerugian membaik,” ujarnya, Senin (14/7). Meski, sambung dia, dari sisi perolehan premi, perseroan masih harus menginjak gas untuk mengejar ketertinggalan. Perseroan yang pernah mengantongi premi dari lini usaha asuransi kesehatan sebesar Rp 80 miliar dua tahun silam, mencoba mengejar target sekitar US$ 8 juta saat ini.