KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menyematkan rekomendasi beli saham blue chip ANTM dari PT Aneka Tambang Tbk. Harga saham
ANTM mulai bangkit setelah turun ke titik terendah. Disisi lain, kinerja Antam juga menggembirakan hingga kuartal III 2023. Harga saham ANTM pada perdagangan Senin 6 November 2023 ditutup di level 1.700, naik 45 poin atau 2,72% dibandingkan sehari sebelumnya. Kenaikan harga saham blue chip ini belum bisa menutup penurunan sepanjang perdagangan 5 hari terakhir yang terakumulasi melemah 25 poin atau 1,45%. Harga saham ANTM turun ke level terendah pada tahun ini di level 1.650 pada awal November kemarin. Namun harga saham blue chip ini kemudian bangkit mulai perdagangan Senin 6 November 2023.
Saham ANTM termasuk kategori blue chip di Bursa Efek Indonesia. Saham blue chip adalah saham lapis satu dengan nilai kapitalisasi pasar besar dan fundamental yang bagus.
Indo Premier mempertahankan rating
buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.050/saham. Sementara Mirae Asset meningkatkan ratingnya menjadi
buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.175/saham. Hal ini karena saham ANTM memiliki prospek cerah untuk investasi setelah mencatatkan kinerja bagus pada sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Anggota holding PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) ini membukukan laba periode berjalan pada sebesar Rp 2,85 triliun hingga kuartal III-2023. Angka ini tumbuh 8% dari laba periode berjalan pada periode sembilan bulan pertama tahun 2022 yang sebesar Rp 2,63 triliun. Namun, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan senilai Rp 30,8 triliun. Angka tersebut turun 8,26% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 33,68 triliun. Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menilai, realisasi pendapatan ANTM pada sembilan bulan pertama 2023 relatif sejalan dengan estimasinya. Hasil tersebut mencerminkan 76,9% dari estimasi. Laba bersih ANTM juga masih sejalan dengan estimasi yang dipasang Mirae Asset dan konsensus. "Masing-masing mencerminkan sebesar 74% dan 70%," tulisnya dalam riset, Kamis (2/11). Dus, Rizkia mempertahankan proyeksi kinerja ANTM. Kinerja emiten logam tersebut diproyeksi membukukan pendapatan Rp 41,69 triliun dengan laba bersih Rp 3,70 triliun. Analis Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta mengatakan, volume penjualan bijih nikel tetap kuat secara kuartalan dengan tumbuh 12% dengan penjualan sebesar 3,1 juta wmt di kuartal III 2023. Namun, rata-rata harga jual (ASP) bijih nikel turun 14% menjadi US$ 39/ton. "ANTM tidak menjual bijih dengan harga premium di tengah-tengah isu penambangan ilegal dan RKAB di periode tersebut," sebutnya. Sementara volume penjualan feronikel (FeNi) turun signifikan menjadi 3,5kt atau 44% QoQ. Hal ini disebabkan ketidakmampuan untuk menjual FeNi ke pasar di tengah lemahnya permintaan dan situasi kelebihan pasokan, padahal harga ASP FeNi tetap datar di US$ 14.000/ton. Volume perdagangan emas juga terkoreksi 5% QoQ menjadi 191 koz dengan ASP menurun 3% QoQ. Sementara bijih bauksit mencatat pertumbuhan volume yang kuat dengan tumbuh 44% QoQ. "ANTM tidak menahan diri untuk menjual bijih bauksit setelah pemerintah tidak memberikan kuota ekspor di semester I 2023, terkait dengan larangan ekspor," jelasnya.
Di tengah pelemahan ASP, Indo Premier mencatat pertumbuhan marjin perseroan positif. Marjin laba kotor meningkat sebesar 630bps menjadi 20% di kuartal III, yang sebagian didorong oleh pergerakan persediaan barang jadi sebesar Rp 200 miliar QoQ di samping potensi penurunan biaya tunai penambangan dari bijih nikel, karena volumenya yang lebih tinggi. Opex perseroan meningkat sebesar 14% QoQ, didorong oleh penurunan beban umum dan administrasi 21% QoQ. Alhasil, ANTM melaporkan laba bersih sebesar Rp 959 miliar di kuartal III, yang secara kumulatif hingga September 2023 mencerminkan 83% estimasinya dan 78% dari konsensus. Itulah rekomendasi saham blue chip ANTM untuk perdagangan hari ini, Selasa 7 November 2023. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto