KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham yang sempat tidur atau tidak diperdagangkan sehingga tidak menunjukkan pergerakan, terlihat mulai menggeliat. Sebut saja, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) yang bertengger di harga Rp 50 per saham sejak 25 Januari 2022 hingga 4 Februari 2022. Pada perdagangan hari ini, Kamis (24/2), saham SQMI ditutup di harga Rp 91 per saham. Lainnya, ada PT PAM Mineral Tbk (NICL) yang sempat tidur di level Rp 63 per saham pada 3-10 Februari 2022, kini ditutup di Rp 75 per saham.
Baca Juga: Intip Target Produksi Sejumlah Emiten Batubara Tahun Ini Head of Research and Investment Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menjelaskan, saham-saham bergerak karena ada transaksi jual dan beli. Suatu saham yang bergerak naik karena ada investor yang tertarik membeli dengan berbagai latar belakang alasan. Idealnya, investor mempertimbangkan kondisi fundamental ataupun prospek pergerakan saham ke depan. "Bergerak ini umumnya ada investor yang percaya bahwa dari sisi proyeksi akan lebih baik sehingga bisa naik dan akhirnya ada transaksi," kata Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (24/2). Prospek ke depan juga bisa dipengaruhi oleh sektor perusahaannya ataupun kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Walau saham-saham yang sempat tertidur itu kembali menggeliat, Wawan menekankan investor agar berhati-hati. Sebab, saham yang sempat tidak diperdagangkan dalam waktu lama kebanyakan tidak likuid. Investor mungkin mudah untuk masuk ke saham-saham tersebut, akan tetapi sulit untuk keluar atau menjual sahamnya.