Senator AS yakin Mohammed bin Salman perintahkan pembunuhan Kashoggi



KONTAN.CO.ID - DW. Direktur CIA Gina Haspel hari Selasa (4/6) memberi keterangan tentang temuan dinas rahasia mengenai kasus pembunuhan Kashoggi kepada para anggota komisi Hubungan Luar Negeri di Senat AS dalam sebuah pertemuan tertutup.

Pemerintahan Trump tadinya menolak kehadiran Gina Haspel (foto artikel) di Senat. Sebagai gantinya, Trump mengirim Menteri Luar negeri Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan James Mattis. Namun para anggota komisi bersikeras menuntut keterangan langsung dari pimpinan CIA.

Setelah mendengar keterangan dari Gina Haspel tentang apa yang diketahui CIA hingga saat ini, termasuk rekaman audio pembunuhan Jamal Kashoggi yang diberikan dinas intelijen Turki, para anggota komisi menyatakan tidak ada keraguan lagi bagi mereka, bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) yang memerintahkan pembunuhan itu.


'Nol pertanyaan'

Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri senator Bob Crocker mengatakan kepada wartawan, bagi dia sudah jelas, siapa yang berada di balik pembunuhan di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul itu.

"Saya tidak punya pertanyaan lagi di benak saya, bahwa Putra Mahkota yang memerintahkan pembunuhan itu, dan dia juga mengetahui setiap situasi jalannya peristiwa itu," kata Crooker yang berasal dari Partai Republik, sama seperti Presiden Donald Trump berasal dari Partai Republik.

Senator Bob Menendez dari Partai Demokrat mengatakan: "Saya sekarang jadi lebih yakin lagi dibanding sebelumnya, saya benar-benar yakin." Menendez mendesak agar AS memberi tanggapan tegas atas kasus Kashoggi.

Senator Lindsey Graham, salah seorang pendukung Trump, sekarang berbalik menuding Mohammed bin Salman dan mengatakan, posisi Presiden Trump bisa membahayakan. Dia menyebutkan, hubungan Amerika Serikat dan Arab Saudi memang penting, dan layak dipertahankan, "tapi tidak untuk segala hal".

"Gila" dan "berbahaya"

Lindsay Graham selanjutnya mengatakan, Amerika Serikat akan kehilangan kredibilitas dan merusak keamanan nasionalnya jika gagal "berhadapan dengan MbS". Dia menyebut Putra Mahkota Arab sebegai seorang pemimpin yang "gila" dan "berbahaya".

Dia juga mengatakan pembunuhan Khashoggi berlangsung "brutal" dan "menunjukkan siapa sebenarnya dia (MbS) sebagai pribadi." Dia menegaskan, Putra Mahkota Arab Saudi tidak bisa lagi menjadi "mitra yang bisa dipercaya bagi Amerika Serikat".

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump berulangkali menegaskan pentingnya bisnis senjata dengan Arab Saudi yang melibatkan dana dalam jumlah besar. Itu sebabnya dia menolak mengambil langkah keras yang bisa merusak hubungan AS-Arab Saudi.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti