Sengatan TikTok Tak Bakal Berdampak Lama Bagi Saham Bank Jago (ARTO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah TikTok yang akan menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar dan mengakuisisi 75,01% saham Tokopedia telah berdampak pada pergerakan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO). Bank yang terintegrasi dengan ekosistem GOTO tersebut ikut tersengat naik.

Hingga pukul 15.10 pada perdagangan bursa Kamis (14/12), saham ARTO telah naik 11% selama sepekan. Di mana, kini harga saham Bank Jago ada di level Rp 3.330 per saham.

Kenaikan saham ARTO terbesar terjadi pada Selasa (12/12) lalu yang naik hingga 15%. Itu sejalan dengan hari pertama di mana Tiktok dan Tokopedia resmi bergabung.


Meski demikian, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy bergabungnya Tiktok ini tak akan selalu berdampak positif bagi kinerja saham ARTO. Saat ini, hanya kebetulan ada sentimen positif.

Baca Juga: Gelontorkan Rp 13,18 Triliun, TikTok Beli Saham Tokopedia di Harga Premium

Ia bilang kenaikan ini tapi hanya bersifat sementara karena GOTO dinilai memiliki runway yang lebih panjang. Hanya, perlu diingat juga bahwa ARTO tidak asal bakar uang lagi.

“Untuk trader, silahkan jika hendak masuk karena sudah dapat momentum,” ujarnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa untuk jangka panjang itu akan sangat tergantung pada manajemen Tiktok. Apakah hendak bekerja sama juga dengan ARTO atau justru dengan bank lain.

Di sisi lain, ARTO ini masih belum menyamai kinerja bank-bank besar yang saat ini sudah ada. Meskipun, secara fundamental kinerja ARTO mulai membaik.

“Dalam jangka pendek, dugaan saya dampak masuknya Tiktok terhadap kontribusi GOTO ke ARTO belum signifikan,” ujarnya.

Sebagai informasi, saat ini penyaluran kredit melalui ekosistem GOTO baru sekitar 8% hingga 9%. Per September 2023, total kredit Bank Jago senilai Rp 10,9 triliun.

 
ARTO Chart by TradingView

Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai bahwa saham ARTO saat ini sudah konsolidasi sejak beberapa hari tersengat sentimen Tiktok. Di mana, itu sudah di priced ini oleh pasar saat ini.

Di sisi lain, ia juga menilai ARTO saat ini belum menjadi pilihan yang menarik untuk investasi, khususnya di sektor perbankan.

“ARTO sudah terlalu overvalued,” ujarnya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari