Senjata Energi Putin Bakal Tewaskan Lebih Banyak Warga Eropa Dibanding Perang Ukraina



KONTAN.CO.ID - Menurut sebuah analisis baru, akan ada lebih banyak orang yang meninggal dunia di Eropa pada musim dingin ini karena "senjata energi" Vladimir Putin daripada mereka yang tewas di medan perang di Ukraina.

Melansir The Telegraph, The Economist memodelkan pengaruh melonjaknya harga listrik terhadap kematian selama musim dingin. 

The Economist juga menyimpulkan bahwa biaya energi saat ini kemungkinan besar akan menyebabkan 147.000 kematian tambahan jika itu adalah musim dingin biasa.


Namun, dalam musim dingin yang sangat keras, angka kematian bisa naik menjadi 185.000. Bahkan jika itu adalah musim dingin normal, angka kematiannya masih sekitar 79.000.

Sementara itu, perkiraan kematian medan perang dalam perang Ukraina sejauh ini adalah sekitar 60.000, masing-masing hingga 30.000 untuk Rusia dan Ukraina.

Model statistik The Economist mencakup semua negara Uni Eropa bersama Inggris, Norwegia, dan Swiss.

Baca Juga: Batas Harga Minyak Rusia Berlaku Mulai 5 Desember, Ini Panduan dari Penegak Hukum AS

Sebelum perang, Rusia memasok antara 40% hingga 50% gas alam yang diimpor oleh Uni Eropa.

Akibatnya, harga gas dan listrik perumahan melonjak.

Suhu musim dingin ini diharapkan tidak terlalu ekstrem, dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir, dan juga diperkirakan akan menjadi musim flu biasa.

Model tersebut menemukan bahwa, jika cuaca rata-rata, kenaikan harga listrik sebesar 10% dikaitkan dengan kenaikan kematian sebesar 0,6%.

Italia akan menderita kematian paling banyak

Hasil studi juga menunjukkan bahwa Italia, yang memiliki populasi yang lebih tua dan harga listrik yang sangat tinggi, akan mengalami kematian paling banyak.

Juga ditemukan bahwa Estonia dan Finlandia akan mengalami tingkat kematian tambahan yang tinggi pada musim dingin ini.

Inggris dan Prancis, setelah memperkenalkan batasan harga listrik, akan mengalami situasi yang lebih baik.

Dan, di Austria, yang memberlakukan batasan harga yang sangat murah hati, kematian musim dingin diperkirakan akan turun.

Model dampak biaya energi tinggi tidak memasukkan Ukraina.

Baca Juga: Jerman Bakal Berikan Subsidi US$ 55,5 Miliar untuk Tahan Lonjakan Harga Energi

Disebutkan bahwa, karena serangan Rusia terhadap infrastruktur, Ukraina akan menderita lebih banyak kematian warga sipil daripada negara mana pun dalam model tersebut.

Sebelumnya pada September 2022 lalu, mengutip AFP, Putin membantah bahwa Rusia menggunakan ekspor energinya sebagai "senjata". 

Tudingan tersebut muncul setelah Rusia menghentikan pengiriman gas alam melalui pipa utama ke Eropa. Tindakan ini memperkuat kekhawatiran krisis harga energi di Eropa dengan musim dingin semakin mendekat. 

Eropa, yang sangat bergantung pada pasokan Rusia, menuduh Moskwa menggunakan energi sebagai pemerasan, menanggapi sanksi atas serangan Rusia ke Ukraina. 

"Mereka mengatakan bahwa Rusia menggunakan energi sebagai senjata. Omong kosong! Senjata apa yang kami gunakan? Kami memasok sebanyak yang dibutuhkan sesuai permintaan" dari importir," kata Putin kepada Forum Ekonomi Timur di kota pelabuhan Pasifik Vladivostok sebagaimana dilansir AFP.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie