JAKARTA. Pemerintah mulai mencari sumber dana untuk membeli senjata bagi pesawat tempur Sukhoi yang dibeli dari Rusia. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, saat ini sedang menjajaki tiga sumber pendanaan.Alternatif yang pertama adalah pinjaman dalam negeri melalui sindikasi perbankan. Kedua, melalui kredit ekspor. Ketiga, dari anggaran negara APBN. "Kita mesti berbicara denganKementerian Keuangan dulu," kata Purnomo usai pelantikan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Laut di Istana Negara, Selasa (28/9). Purnomo berjanji akan berusaha maksimal untuk memperoleh dana dari dalam negeri. Purnomo menambahkan, pemerintah akan membeli senjata untuk pesawat Sukhoi dengan kontrak yang terpisah. Sebab, kata dia, senjata untuk Sukhoi bisa berasal darimana saja, tidak harus buatan Rusia. Apalagi, Sukhoi memiliki sifat multi role alias bisa berperang di udara (air to air attack) atau melakukan pemboman (air to surface attack). Sehingga, senjata yang dipasang di pesawat ini bisa berupa senjata kombinasi. "Waktu di Malang, bom P100 bisa dipakai di Sukhoi," terang Purnomo mencontohkan senjata yang cocok untuk Sukhoi.Sekadar informasi saja, hingga saat ini Indonesia sudah memiliki 10 unit pesawat Sukhoi yang dibeli dari Rusia. Awalnya, pada 2003 pemerintah membeli 4 Sukhoi yang terdiri dari jenis SU-30MK dan SU-27SK masing-masing 2 unit.Kemudian, pada 2007 lalu, pemerintah kembali memesan 6 pesawat Sukhoi senilai US$335 juta. Keenam pesawat itu meliputi 3 pesawat Sukhoi jenis SU-30MK2 dan 3 jenis SU-27SKM.Pesawat tempur canggih itu datang bertahap. Sebanyak 3 Sukhoi SU-30MK telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009. Sedangkan 3 unit lainnya tiba pada 10 September 2010 dan 16 September 2010.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Senjatai Sukhoi, pemerintah jajaki 3 sumber dana
JAKARTA. Pemerintah mulai mencari sumber dana untuk membeli senjata bagi pesawat tempur Sukhoi yang dibeli dari Rusia. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, saat ini sedang menjajaki tiga sumber pendanaan.Alternatif yang pertama adalah pinjaman dalam negeri melalui sindikasi perbankan. Kedua, melalui kredit ekspor. Ketiga, dari anggaran negara APBN. "Kita mesti berbicara denganKementerian Keuangan dulu," kata Purnomo usai pelantikan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Laut di Istana Negara, Selasa (28/9). Purnomo berjanji akan berusaha maksimal untuk memperoleh dana dari dalam negeri. Purnomo menambahkan, pemerintah akan membeli senjata untuk pesawat Sukhoi dengan kontrak yang terpisah. Sebab, kata dia, senjata untuk Sukhoi bisa berasal darimana saja, tidak harus buatan Rusia. Apalagi, Sukhoi memiliki sifat multi role alias bisa berperang di udara (air to air attack) atau melakukan pemboman (air to surface attack). Sehingga, senjata yang dipasang di pesawat ini bisa berupa senjata kombinasi. "Waktu di Malang, bom P100 bisa dipakai di Sukhoi," terang Purnomo mencontohkan senjata yang cocok untuk Sukhoi.Sekadar informasi saja, hingga saat ini Indonesia sudah memiliki 10 unit pesawat Sukhoi yang dibeli dari Rusia. Awalnya, pada 2003 pemerintah membeli 4 Sukhoi yang terdiri dari jenis SU-30MK dan SU-27SK masing-masing 2 unit.Kemudian, pada 2007 lalu, pemerintah kembali memesan 6 pesawat Sukhoi senilai US$335 juta. Keenam pesawat itu meliputi 3 pesawat Sukhoi jenis SU-30MK2 dan 3 jenis SU-27SKM.Pesawat tempur canggih itu datang bertahap. Sebanyak 3 Sukhoi SU-30MK telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009. Sedangkan 3 unit lainnya tiba pada 10 September 2010 dan 16 September 2010.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News