Sensasi unik kopi biji salak



BIJI buah salak dalam bahasa Jawa disebut Kentos. Warnanya coklat kehitaman dan sangat keras. Biasanya biji salak dibuang begitu saja lantaran tidak bisa dikonsumsi.

Tetapi, di tangan Laili Musyarofah, warga Kota Salatiga, Jawa Tengah, biji salak bisa diolah menjadi minuman serbuk yang nikmat dan ia sebut sebagai "Kopi Biji Salak".  

Kopi Biji Salak ini tidak mengandung kafein, sehingga aman bagi lambung, bagi penderita hipertensi, dan asam urat. "Kopi biji salak ini kami jual Rp 5.000 per gelas. Ada juga dalam bentuk kemasan atau bubuk yakni Rp 10.000 isi 30 gram, setara 6 porsi tuang," ungkap Laili, Sabtu (12/3).  


Secangkir Kopi Biji Salak yang hangat ini dapat Anda nikmati di Warung Kebon Salak (WKS) di Jl Srikandi, Kelurahan Grogol, Kota Salatiga. Sesuai namanya, Warung Kebon Salak ini memang benar-benar berada di tengah ratusan pohon salak yang tumbuh subur di kebun miliknya.  Jadi bisa dibayangkan bagaimana sensasinya.

Seorang pengunjung, Wulansari (20) warga Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga misalnya, mengaku kerap mengunjungi WKS di sela waktu senggangnya.  Ia mengaku bukanlah pecinta kopi, namun di WKS ini dirinya menjadi ketagihan dengan nikmatnya Kopi Biji Salak yang menjadi menu spesial WKS. "Saya jadi ketagihan karena rasanya lebih mantap dibandingkan kopi biasa. Harganya juga terjangkau,” kata Wulansari.

Selain kopi salak, WKS milik Laili ini juga menyajikan menu lainnya yang berbahan salak, yakni nasi goreng salak. Nasi goreng salak ini tidak jauh berbeda dengan nasi goreng pada umunya, namun yang sedikit berbeda adalah ada campuran potongan-potongan buah salak di dalamnya.

"Salaknya langsung kita ambil dari pohon, jadi masih fresh. Satu porsi nasi goreng salak ini Rp 7.000," ungkap Laili.

Dari internet

Laili, pemilik Warung Kebon Salak (WKS) mencoba mencari tahu lebih banyak tentang buah salak melalui mesin telusur di internet. Ia ingin mengetahui manfaat lain dari buah salak, sehingga bisa diolah menjadi aneka makanan atau minuman yang lebih variatif.  

"Waktu itu saya browsing dan menemukan pemanfaatan lain dari salak tersebut. Kemudian saya uji cobakan dan hasilnya adalah Kopi Biji Salak dan nasi goreng salak ini," ungkapnya.  

Setelah melalui tahap uji coba, dua menu berbahan salak tersebut mulai dijajakan di warungnya sejak Januari 2015. Respon dari konsumen pun bagus.  

Mengenai pembuatan kopi biji salak ini, Laili menuturkan, prosesnya cukup gampang. Biji salak yang sudah dibersihkan dijemur terlebih dahulu. Setelah kering, biji salak disangrai hingga warnanya kehitaman. Setelah disangrai, biji kopi ditumbuk hingga menjadi bubuk halus. Bubuk itulah yang kemudian ia sebut sebagai kopi biji salak.

"Kopi biji salak yang dalam kemasan bisa langsung dibeli di warung atau di UMKM Center Kota Semarang," kata Laili.  

Ia menambahkan dengan membuat kopi biji salak ini dirinya juga bisa mengangkat kesejahteraan petani salak di desanya. Sebab menjadi kelaziman jika panen raya salak tiba, harga buah dari sejenis pohon palma ini harganya anjlok, sehingga para petani sangat dirugikan.  

"Pernah satu kilogram harga dari tengkulak Rp 500. Lalu saya beli salak para petani ini Rp 1.000 per kilogram, saya ambil kentosnya. Dagingnya silahkan dimanfaatkan kalau mau," kata Laili. (Syahrul Munir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini