KONTAN.CO.ID - Masakan khas Tapanuli, Sumatra Utara, dikenal kaya rempah. Andaliman, rempah mirip biji lada, memberi cita rasa pedas yang unik dan khas dalam masakan suku Batak. Penasaran dengan rasa otentik masakan Batak? Tak perlu jauh-jauh ke Sumatra Utara untuk menikmatinya, Anda bisa berkunjung ke Kede Cesku. Berlokasi di daerah Batuceper, Kota Tangerang, rumahmakan ini menghadirkan cita rasa otentik hidangan Batak. Kalau kondisi lalu lintas lancar, pengunjung dari Jakarta butuh waktu sekitar satu jam untuk tiba di Kede Cesku. Lokasinya berada di kompleks perumahan Arcadia, masuk dari gerbang Jalan Arcadia Daan Mogot.
Rumahmakan ini terdiri dari dua lantai, yang bisa menampung kurang lebih 60 pengunjung. Selain ornamen ulos di dinding, lagu-lagu yang diperdengarkan di kedai ini menegaskan identitas budaya Batak. Yang beda, kalau kebanyakan rumahmakan batak menyajikan masakan non-halal, Kede Cesku mengusung konsep kedai halal. Hidangan andalannya antara lain naniura, ayam napinadar, dan mie gomak pocal. Langsung saja kami pesan menu favorit di Kede Cesku. Kurang dari 10 menit, pesanan langsung terhidang di meja. Semua hidangan disajikan di atas piring berbahan kaleng. Baca Juga: Mencicip Bebek Perdikan, Kedai Ndeso Tengah Ibu Kota Naniura tersaji dalam keadaan dingin. Dua potong filet ikan mas mentah dibalur bumbu kuning yang tebal. Begitu masuk mulut, rasa kecut asam mendominasi saat daging ikan mendarat di mulut. Ada sedikit sensasi kebas di lidah, yang berasal dari rempah andaliman. Tekstur ikan renyah saat digigit dan beraroma segar. Perasan jeruk nipis dan lemon tak hanya menjaga tekstur ikan mentah ini agar renyah, namun juga meluruhkan aroma lumpur yang melekat pada kebanyakan ikan air tawar. Nofelita Sijabat, Pemilik Kede Cesku, bilang, sebelum disajikan, ikan mas naniura melalui proses marinasi minimal tiga jam dalam bumbu yang telah disangrai dan diulek halus. Selain asam dan andaliman, bumbu naniura menggunakan bunga rias alias kecombrang, kemiri, dan tak ketinggalan kunyit. Untuk menjaga kesegaran hidangan, ikan naniura disimpan dalam lemari pendingin. "Semakin lama dimarinasi, rasa ikan semakin enak dan matang," ujar Nofelita, yang juga content creator khusus makanan. Naniura lebih mantap dinikmati dengan nasi hangat untuk menetralkan rasa asam. Kalau tak doyan ikan, ayam napinadar bisa menjadi pilihan. Potongan daging ayam kampung panggang, berbalur bumbu berwarna kecoklatan. Tekstur ayam cukup empuk, dengan rasa gurih dan pedas mendominasi. Rempah andaliman lebih pekat di hidangan ini, sehingga meninggalkan sensasi getir di lidah. Kelapa sangrai yang diulek bersama bumbu rempah, memberi rasa gurih. Menu otentik lainnya, mie gomak pocal. Hidangan ini menggunakan mi lidi, mi khas Medan. Tampilannya mirip spaghetti, hanya lebih tebal dan berwarna jingga. Mi lidi yang direbus disajikan dengan bumbu kacang, dilengkapi bakwan sayur dan kerupuk merah putih khas Medan. Rasa gurih, sedikit manis, serta aroma harum kencur, berpadu di hidangan ini. Baca Juga: Nostalgia Kopi Klasik Khas Bangka di Tung Tau Setelah menyantap hidangan sarat rempah, pengunjung bisa membilas lidah dengan meneguk jus terong belanda. Ini menu minuman yang lazim ada di kedai makanan khas Medan. Sari buah terong belanda dalam segelas jus di Kede Cesku terasa cukup kental, sehingga kombinasi rasa asam buah dan manis dari gula, seimbang. Pilihan lainnya, ada teh dan kopi khas Sumatra Utara.