JAKARTA. Kebijakan pemerintah Donald Trump yang bertekad meningkatkan kinerja pembangkit tenaga listrik membawa angin segar bagi industri batubara dunia. Pasalnya dengan keluarnya AS dari Paris Treaty menunjukkan keseriusan negeri Paman Sam terhadap peluang ekspor batubara global. "Memang target dari pemerintah Donald Trump menaikkan batubaru tiga kali lipat, dengan tujuan sebagai pendingin untuk reaktor nuklir. Kita harus tahu, AS itu memiliki reaktor nuklir terbanyak dan terbesar dibanding negara lain," jelas Direktur Garuda Berjangka Ibrahim kepada KONTAN, Senin (17/7). Berdasarkan data dari organisasi World Nuclear, AS memiliki 100 reaktor nuklir yang mampu memproduksi hingga 805 milliar kWh di tahun 2016 dan berkontribusi untuk 20% kebutuhan listrik nasional. AS sendiri menjadi produsen tenaga nuklir terbesar dunia yang mampu menggenerasi 30% listrik dari seluruh reaktor nuklir dunia. Saat ini, AS memiliki empat reaktor nuklir dalam proses pembangunan.
Sentimen AS bisa pacu ekspor batubara global
JAKARTA. Kebijakan pemerintah Donald Trump yang bertekad meningkatkan kinerja pembangkit tenaga listrik membawa angin segar bagi industri batubara dunia. Pasalnya dengan keluarnya AS dari Paris Treaty menunjukkan keseriusan negeri Paman Sam terhadap peluang ekspor batubara global. "Memang target dari pemerintah Donald Trump menaikkan batubaru tiga kali lipat, dengan tujuan sebagai pendingin untuk reaktor nuklir. Kita harus tahu, AS itu memiliki reaktor nuklir terbanyak dan terbesar dibanding negara lain," jelas Direktur Garuda Berjangka Ibrahim kepada KONTAN, Senin (17/7). Berdasarkan data dari organisasi World Nuclear, AS memiliki 100 reaktor nuklir yang mampu memproduksi hingga 805 milliar kWh di tahun 2016 dan berkontribusi untuk 20% kebutuhan listrik nasional. AS sendiri menjadi produsen tenaga nuklir terbesar dunia yang mampu menggenerasi 30% listrik dari seluruh reaktor nuklir dunia. Saat ini, AS memiliki empat reaktor nuklir dalam proses pembangunan.