Sentimen bunga The Fed diprediksi masih menyokong rupiah akhir pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah menguat terhadap terhadap dollar AS pada akhir perdagangan Kamis (21/3). Keputusan The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25% - 2,5% menjadi penopang rupiah. Akhir pekan ini, sentimen bunga The Fed masih akan mendominasi sehingga kurs rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/3) pukul 16:16 WIB, rupiah menguat 0,33% atau 47,5 poin ke level Rp 14.140 per dollar AS. Di pembukaan pasar, hari ini, rupiah sempat menguat ke posisi Rp 14.094 per dollar AS pada pukul 09:14 WIB.

Versi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah juga menanjak 0,90% ke level Rp 14.102 per dollar AS. Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan, setidaknya dalam dua hari ke depan pasar masih akan dipenuhi sentimen keputusan The Fed sehingga menguntungkan mata uang Asia, termasuk rupiah.


“Selain keputusan The Fed yang resmi, para pejabat Federal Open Market Committee (FOMC) juga melihat tidak adanya urgensi menaikan suku bunga acuan sampai akhir tahun. Hal ini tercermiin dari dot plot yang disusun,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (21/3).

Selain itu, keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 6% juga turut menyokong penguatan rupiah hari ini.

Josua melanjutkan, walau The Fed mempertahankan suku bunga acuannya, Gubernur The Fed, Jerome Powell masih optmistis dengan prospek pertumbuhan ekonomi AS. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan tumbuh 2,5% tahun ini dan inflasi lebih rendah dari 2%. Kendati tingkat penganggguran AS menunjukan peningkatan, The Fed secara keseluruhan masih memandang positif outlook perekonomian AS.

“Sehingga kemungkinan untuk menurunkan suku bunga, peluangnya sangatlah kecil, bahkan tidak ada. Namun begitu, sudah resmi dikatakan bila The Fed tidaklah agresif seperti tahun lalu,” tambahnya.

Investor asing juga masuk lagi ke pasar keuangan emerging market termasuk Indonesia. Ini terlihat dari yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun yang berkurang 10 basis poin dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik sebesar 0,29% ke level 6.501,78 pada Kamis (21/3).

Ke depan, pergerakan dollar AS akan dipengaruhi data jobless claim AS. “Penundaan Brexit dan alotnya perundingan perang dagang juga masih menjadi faktor yang akan membatasi pelemahan dollar AS. Sehingga rupiah akan kesulitan menunjukan penguatan lebih lanjut. Namun dua hari ke depan, pasar masih akan memperhatikan kebijakan dovish The Fed,” jelas Josua.

Josua memprediksikan, rupiah akan bergerak menguat terbatas di rentang Rp 14.100 per dollar AS – Rp 14. 175 per dollar AS pada perdagangan esok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat