Sentimen eksternal masih akan pengaruhi pergerakan rupiah pada Kamis (27/5)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal akan menjadi penentu arah pergerakan rupiah pada Kamis (27/5). 

Pada perdagangan Kamis (27/5), Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, pergerakan rupiah akan ditentukan oleh data-data dari Amerika Serikat. Salah satunya adalah kepastian kesepakatan soal nuklir dengan Iran.

"Jika ternyata kesepakatan gagal, rupiah berpotensi mengalami pelemahan. Selain itu, akan dirilis juga data soal klaim pengangguran AS," ujar Ahmad kepada Kontan.co.id, Selasa (25/5).


Menurutnya, jika data tersebut masih belum kunjung membaik, akan ada ekspektasi The Fed menaikkan suku bunga acuan. Jika hal tersebut terjadi, rupiah akan melemah.

Sementara Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai pergerakan rupiah pada Kamis (27/5) masih akan cenderung terbatas. Menurutnya, pelemahan dolar AS masih akan jadi sentimen penggerak rupiah. 

Baca Juga: Menguat 0,63% di bulan Mei, ini sentimen yang mengerek pergerakan rupiah

Sementara dari dalam negeri, kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga masih akan jadi katalis positif.

Untuk perdagangan Kamis (27/5), Sutopo memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.300 per dolar AS - Rp 14.400 per dolar AS.  Senada, Ahmad juga memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.300 - Rp 14.400 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Selasa (25/5) rupiah membukukan kinerja yang oke baik di pasar spot maupun kurs tengah Bank Indonesia. Di pasar spot, rupiah berhasil ditutup di level Rp 14.328 per dolar AS atau menguat 0,19%. 

Sementara di kurs Jisdor, mata uang Garuda ini juga menguat 0.19% dan ditutup di level Rp 14.335 per dolar AS.

Ahmad menilai, penguatan rupiah sebelumnya tidak terlepas dari kebijakan moneter BI yang mempertahankan suku bunga acuan. Hal ini membuat spread SBN dengan US Treasury tetap menarik di tengah volatilitas kebijakan The Fed.

Selanjutnya: Hingga 21 Mei 2021, BI lakukan quantitative easing sebesar Rp 88,91 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi