Sentimen eksternal masih hambat pergerakan rupiah



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sentimen eksternal masih menjadi pemberat rupiah. Buktinya hari ini, pergerakan mata uang Garuda di pasar spot masih melemah 0,17% menjadi Rp 14.480 per dollar Amerika Serikat (AS).

Namun, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) justru menguat 0,11% menjadi Rp 14.462 per dollar AS. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, katalis dari perang dagang yang justru kian panas masih menghambat pergerakan rupiah di pekan ini.

Semakin membaranya perang dagang antara dua negara adikuasa ini terjadi setelah Google memutuskan hubungan bisnis dengan Huawei. Alhasil, pelaku pasar semakin memilih untuk berlindung pada aset lindung nilai ketimbang masuk ke emerging market.


Tekanan pada kurs rupiah juga semakin besar karena di saat yang sama permintaan the greenback di dalam negeri sedang meningkat sejalan dengan musim dividen. "Mendekati akhir bulan, juga permintaan dollar AS semakin tinggi karena jatuh tempo pembayaran utang," jelas dia, Selasa (21/5).

Mata uang Garuda juga ikut terseret karena dollar Australia melemah akibat pernyataan Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe yang mendukung pemangkasan suku bunga.

Sementara itu, pengumuman hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menjadi faktor dominan untuk pergerakan rupiah.

Lebih lanjut Josua mengatakan, pergerakan rupiah pada Rabu (22/5) masih menanti pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell pada Financial Markets Conference malam ini.

"Pelaku pasar menanti pidato Powell mengenai arah kebijakan moneter setelah perang dagang kembali memanas. Jika pidatonya dovish, rupiah memiliki peluang untuk rebound," tegas dia.

Karena itu, Josua memperkirakan, pergerakan kurs rupiah esok ada di kisaran Rp 14.450-Rp 14.500 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli