Sentimen eksternal masih menghadang pergerakan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) kembali menyeret mata uang Garuda. Mengutip Bloomberg, pada penutupan hari ini, rupiah di pasar spot turun tipis 0,05% menjadi Rp 14.095 per dolar AS. 

Setali tiga uang, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga melemah 0,11% ke Rp 14.096 per dolar AS. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, belum adanya kejelasan negosiasi dagang antara AS dan China membuat dollar AS kembali unggul atas mata uang lainnya, termasuk rupiah. 

Baca Juga: Rupiah ditutup melemah 0,05% ke Rp 14.095 pada akhir perdagangan Rabu (27/11)

"Terlebih dalam assessment Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell kemarin positif. Ini memberi sinyal bahwa The Fed kemungkinan tidak akan pangkas suku bunga acuan lagi di sisa tahun ini dan membuat the greenback kembali menguat," jelas dia.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, untuk besok, rupiah bakal menanti hasil data estimasi kedua dari pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam kuartal III-2019. 

Pada estimasi pertama, ekonomi AS hanya tumbuh 1,9%. Angka ini melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang capai 2%. Asal tahu saja, proyeksi para analis memperkirakan Gross Domestic Product (GDP) AS di triwulan III ada di level 1,9%.

Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI melemah ke Rp 14.096 per dolar AS

"Karena itu, besok rupiah berpeluang kembali melemah dalam rentang Rp 14.080-Rp 14.115 per dolar AS," ujar Ibrahim. 

Josua memperkirakan, pergerakan mata uang Garuda masih stabil dengan kecenderungan turun di kisaran Rp 14.060-Rp 14.125 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi