Sentimen Eksternal Mendominasi, Cek Prediksi Pergerakan Rupiah Kamis (19/10)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal masih akan mendominasi pergerakan rupiah pada perdagangan Kamis (19/10). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, data pertumbuhan ekonomi China kuartal III-2023 yang lebih kuat dari ekspektasi kurang mampu mengangkat rupiah. 

Rupiah hanya menguat di awal perdagangan, tetapi ditutup melemah 0,09% ke level Rp 15.730 per dolar AS pada Rabu (18/10). Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China tercatat sebesar 4,9% year on year (YoY) dari sebelumnya 6,3% YoY, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi pasar 4,5% YoY. 

Untuk Kamis (19/10), Josua memperkirakan rupiah akan menguat terbatas. "Hal ini seiring dengan ekspektasi peningkatan suplai perumahan di AS yang terefleksi dari data housing starts yang diperkirakan meningkat," ucap Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/10). 


Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan Kuartal III-2023 Diprediksi Defisit, Ini Sebabnya

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, data penjualan retail AS yang tumbuh lebih dari perkiraan pada September 2023 mendorong kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi. Kondisi ini dapat membuat Federal Reserve bersikap hawkish

"Pasar tetap mewaspadai sinyal hawkish dari Kepala The Fed Jerome Powell setelah ia mengisyaratkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama pada pertemuan The Fed di bulan September lalu," kata Ibrahim. 

Dari dalam negeri, para ekonom memperkirakan neraca transaksi berjalan Indonesia akan mencatat defisit sebesar 0,65% dari PDB pada 2023 dibandingkan dengan surplus 0,99% dari PDB tahun 2022. Penyebabnya, kinerja ekspor hingga akhir tahun diperkirakan akan terus menurun akibat harga komoditas yang rendah. 

Baca Juga: Lesu, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.731 Per Dolar AS Pada Hari Ini (18/10)

Penurunan ekspor juga didorong oleh permintaan global yang belum kuat di tengah inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga. Sementara dampak El Nino terhadap harga pangan global dan risiko konflik Hamas-Israel yang mendorong kenaikan harga minyak dunia di tengah keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak cenderung terkendali. 

Josua memprediksi, rupiah akan bergerak menguat terbatas dalam rentang Rp 15.675-Rp 15.775 pada Kamis (19/10). Sementara Ibrahim memperkirakan, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.710-Rp 15.770 per dolar AS. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,09% ke level Rp 15.730 per dolar AS pada perdagangan Rabu (18/10). Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 15.731 per dolar AS, melemah dari Rp 15.718 per dolar AS pada hari perdagangan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati