Sentimen negatif dari kasus hukum Lippo hanya berdampak sementara bagi LPPF



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya daya beli pada sektor ritel lebih menekan kinerja PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) daripada sentimen negatif dari kasus hukum gurp Lippo.

Sentimen negatif dari kasus suap proses perizinan megaproyek Meikarta oleh PT Lippo Cikarang (LPCK), sempat menyeret harga saham grup Lippo yang lain. Sejak kasus penyuapan ini terkuak atau sekitar satu bulan lalu, harga saham PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) juga merosot 38,5%.

Analis BNI Sekuritas William P. Siregar menilai, meski berada dalam satu grup perusahaan yang sama, kasus hukum yang Lippo alami tidak akan lama memberikan sentimen negatif pada perusahaan lain yang tidak terkait dengan kasus hukum tersebut, seperti LPPF.


"Perspektif investor saat ini memang cenderung melihat potensi LPPF sebagai perusahaan yang lebih stabil dan sehat bisa menjadi sapi perah dari saham grup Lippo lainnya yang terjerat kasus kekurangan uang, tetapi manajemen menegaskan tidak ada korelasi yang signifikan dari kasus hukum yang menimpa Lippo dengan kinerja LPPF," kata William kepada Kontan, Jumat (23/11). Ia pun memproyeksikan sentimen negatif kasus hukum Lippo hanya akan sesaat menekan harga saham LPPF karena tidak adanya korelasi bisnis secara langsung.

Meski begitu, investor tetap perlu mencermati sektor ritel yang saat ini memang sedang cenderung flat dan menekan kinerja LPPF. Tercatat, hingga kuartal III 2018, LPPF membukukan penurunan laba bersih 0,59% year on year menjadi Rp 1,49 triliun di akhir September 2018. William mengatakan kinerja LPPF masih tertekan karena pangsa pasar LPPF sebagai toko keluarga atau department store termakan oleh banyaknya merek luar negeri yang masuk ke Indonesia serta sedang populernya specialty store.

William melihat peluang LPPF dalam mendorong kinerja bisa berasal dari penjualan melalui e-commerce miliknya. Saat ini belanja melalui e-commerce sedang populer.

Hingga akhir tahun, William memproyeksikan kinerja LPPF cenderung flat dengan ekspektasi pertumbuhan pendapatan LPPF naik 5% ke Rp 10,4 triliun dan laba bersih berpotensi tumbuh 26% ke Rp 2,4 triliun. Namun, William masih underreview saham LPPF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati