Sentimen negatif ekonomi China menekan rupiah



JAKARTA. Rupiah kembali tidak berdaya terhadap dollar Amerika Serikat (AS) Selasa (28/7) pagi. Di pasar spot, rupiah melemah tipis ke Rp 13.464 per dollar AS atau 0,01% dari sebelumnya Rp 13.463 per dollar AS.

"Mata uang rupiah kembali bergerak melemah bersamaan dengan nilai tukar di kawasan Asia. Minimnya sentimen positif menjadi salah satu pemicu pelaku pasar uang di dalam negeri enggan mentransaksikan rupiah," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dikuti dari Antara.

Menurut dia, maraknya pemberitaan mengenai ekonomi China yang berpotensi terkoreksi pada kuartal kedua 2015 memicu harga-harga komoditas terus mengalami pelemahan. Pelemahan harga komoditas itu akan menurunkan pasokan dollar AS di dalam negeri karena China merupakan salah satu rekan dagang utama Indonesia.


"Meski mata uang rupiah melemah tipis, namun tetap harus diantisipasi adanya potensi tekanan lanjutan karena di tengah maraknya sentimen negatif terutama dari global akan mendorong permintaan investor terhadap aset-aset mata uang 'safe-haven' meningkat," katanya.

Ia mengharapkan bahwa Bank Indonesia (BI) dapat menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah agar tidak terlalu bergejolak terhadap dollar AS karena dapat menambah pengaruh buruk bagi laju ekonomi nasional ke depannya.

Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan bahwa mata uang rupiah masih cukup kompetitif terhadap mata uang lainnya. Meski rupiah melemah tertekan terhadap dollar AS, namun rupiah relatif stabil terhadap mata uang euro dan dollar AS.

Ia mengharapkan bahwa data ekonomi Indonesia yang sedianya akan dirilis pada awal Agustus nanti mencatatkan hasil yang positif sehingga dapat mengimbangi sentimen negatif yang datang dari eksternal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto