KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang melanda rupiah kemungkinan masih akan berlanjut hingga akhir semester I-2019. Pasalnya, belum ada tanda-tanda yang pasti bahwa sentimen negatif yang telah terjadi belakangan ini akan berakhir. Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, kondisi eksternal masih belum kondusif akibat panasnya perang dagang antara AS dan China. Para pelaku pasar sejatinya masih menanti upaya konkret dari AS dan China untuk kembali melakukan negosiasi secara intensif setelah sebelumnya kedua belah pihak saling berbalas kebijakan tarif impor. Di samping itu, masih adanya potensi gejolak geopolitik di Timur Tengah berpotensi kembali mendongkrak harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak tentu bisa menjadi membebani neraca dagang Indonesia yang pada akhirnya berdampak negatif bagi rupiah.
Sentimen negatif masih dominan, begini arah rupiah untuk jangka menengah dan panjang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang melanda rupiah kemungkinan masih akan berlanjut hingga akhir semester I-2019. Pasalnya, belum ada tanda-tanda yang pasti bahwa sentimen negatif yang telah terjadi belakangan ini akan berakhir. Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, kondisi eksternal masih belum kondusif akibat panasnya perang dagang antara AS dan China. Para pelaku pasar sejatinya masih menanti upaya konkret dari AS dan China untuk kembali melakukan negosiasi secara intensif setelah sebelumnya kedua belah pihak saling berbalas kebijakan tarif impor. Di samping itu, masih adanya potensi gejolak geopolitik di Timur Tengah berpotensi kembali mendongkrak harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak tentu bisa menjadi membebani neraca dagang Indonesia yang pada akhirnya berdampak negatif bagi rupiah.