Sentimen QE 3 bakal menyulut harga emas



JAKARTA. Kemungkinan diluncurkannya kebijakan Quantitative Easing tahap ketiga oleh Amerika Serikat diprediksi bakal menyulut harga emas. Meski rawan koreksi hari ini, analis meyakini tren harga emas dalam jangka pendek cenderung naik.

Kemarin (3/7), harga kontrak emas untuk pengiriman Agustus di bursa Comex melambung kembali ke titik tertingginya dalam dua minggu sebesar US$ 1.621,80. Namun, hari ini pukul 12.22, harga emas terkoreksi menjadi US$ 1.616,50.

"Kemungkinan digelontorkannya stimulus Quantitative Easing (QE) tahap III bakal menyulut kenaikan emas kembali," kata Wahyu Tribowo Laksono, pengamat komoditas kepada KONTAN, Rabu (4/7).


Ia bilang, peluang diluncurkannya QE3 semakin besar seiring ekonomi yang masih melambat. "Investor juga sepertinya mengantisipasi data terpenting lainnya, yaitu tenaga kerja nonfarm payroll AS pada Jumat nanti," tambah Wahyu.

Walaupun harga sudah terkoreksi lagi, Wahyu masih merekomendasikan investor untuk ambil aksi beli dengan target harga US$ 1.640-US$ 1.680 per ons troy dengan kemungkinan adanya pembalikan arah setelah menuju US$ 1.700 per ons troy. "Harga US$ 1.700 merupakan level psikologis emas yang bisa membuatnya gagal naik dan malah menurun ke US$ 1.600-US$ 1.550 lagi," jelas Wahyu.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menjelaskan, adanya rencana pelonggaran moneter dari Inggris, Uni Eropa, dan Amerika Serikat memang mendorong emas ke level resistance di US$ 1.620 per once troy. "Namun karena level ini merupakan area downtrend, mungkin ada potensi koreksi sedikit kembali ke US$ 1.607 atau bahkan ke US$ 1.588," lanjutnya.

Menurut Ariston, potensi koreksi harga emas hari ini (4/7) ke level bawah (support) berkisar di US$ 1.607- US$ 1.584 per ons troy. Namun untuk pergerakan harga emas minggu ini, ia bilang tergantung hasil data keputusan moneter bank sentral Eropa dan Inggris pada Kamis nanti. "Resisten pertama emas di 1.624, resisten berikutnya di 1.640,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: