Sentimen S&P bikin prospek pasar obligasi semarak



JAKARTA. Bukan hanya pasar saham, tapi sentimen dinaikkannya rating investasi Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P) turut memberikan angin segar untuk pasar obligasi. Sentimen tersebut akan membuat kupon obligasi yang diterbitkan emiten bisa menjadi lebih murah.

Jemmy Paul, Plt CEO PT Sucor Asset Management peluang itu besar kemungkinannya terjadi. Sebab, murahnya kupon obligasi pernah terjadi saat Fitch Rating dan Moody's menaikan rating Indonesia beberapa tahu lalu. Saat itu, yield Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor 10 tahun langsung turun dari sebelumnya 7% per tahun jadi 5,5% per tahun.

"Memang, untuk saat ini belum tentu turun jadi 5,5% karena masih ada fluktuasi kurs. Kami prediksi, yield tenor 10 tahun itu akan turun ke level 6,1% hingga 6,5%," jelas Jemmy, Selasa |(23/5).


Level itu masih lebih murah dibanding yield SUN tenor 10 tahun ini yang sebesar 6,8%. Sehingga, situasi ini akan memancing para korporasi untuk menerbitkan obligasi dengan kupon yang lebih murah. Kupon yang murah akan membuat cost of fund pendanaan menjadi lebih efisien.

Peluang kian murahnya kupon obligasi kian kuat seiring dengan adanya potensi dana asing senilai US$ 5 miliar akan masuk pasca dinaikkannya rating tersebut.

Selama ini, lanjut Jemmy, dana itu sudah ada di pihak asing. Tapi, mereka menunggu pengumuman rating itu terlebih dahulu sebelu memutuskan untuk membenakan investasinya di Indonesia.

Sekarang, rating itu sudah sah. banyaknya dana asing yang masuk akan membuat permintaan obligasi meningkat. Kenaikan permintaan ini akan mendorong yield menjadi lebih murah.

"Secara historis, tren murahnya kupon obligasi akan terjadi selama enam bulan pasca pengumuman rating," ujar Jemmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto